LAHAT - Ratusan warga diduga berasal dari Desa Singapura, Mutar Alam, Kebun Jati, Bintuhan, Gunung Liwat, Tebat Langsat, dan Bangke, Kecamatan Kota Agung, Lahat, mengepung sebuah pondok besar (dangau,red), di tengah perkebunan kopi di wilayah Desa Singapura. Empat penghuni pondok besar itu, masing-masing Pika, Piki, Piko, dan Ferly, langsung diseret warga.
Keempat bersaudara itu dihajar massa hingga babak beluar. Dua unit sepeda motor mereka, merek Yamaha Vixion dan Fiz R, tak luput dari aksi pembakaran. Termasuk pondok yang ditempati keempat warga Desa Penantian, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat itu, ikut dibakar massa. Beruntung anggota Polsek Kota Agung cepat tiba dilokasi, dan berhasil menyelamatkan empat bersaudara itu.
Aksi anarkis warga yang diduga berasal dari tujuh desa tersebut, bukan tanpa alasan. Diduga keempat saudara itu telah melakukan penganiayaan terhadap Wan (27), warga Desa Bangke, saat Wan hendak menjemput istrinya di Desa Kota Agung. Keempatnya melakukan penganiayaan, lantaran Wan mempergoki mereka hendak membongkar pondok milik paman Wan. “Awalnyo budak tu ditegor, kareno nak bongkar pondok kebun pamannyo Wan,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya, dihubungi via seluler, kemarin (04/02).
Lantaran merasa tidak senang dengan teguran itu, keempatnya menaruh dendam dan mengincar Wan. Mereka berhasil mencegat Wan saat melintas di wilayah Desa Sukarami, Kecamatan Kota Agung, dan memukulinya hingga babak belur. Wan pun bergegas memberitahukan apa yang dialaminya kepada kerabatnya, hingga warga yang mengetahui peristiwa itu tanpa komando langsung menyerbu keempat saudara tersebut. “Namonyo jugo di dusun, dengar ado dulur keno aniayo, langsung bekumpul,” ujarnya.
Kapolsek Kota Agung AKP Lukman N SH MSi, melalui Kanit Reskrim Aiptu Agus Santoso mengatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, keempat tersangka yang diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang warga, telah diserahkan ke Polres Lahat. “Kejadianya sekitar pukul 16.00 WIB. Dugaannya adanya penganiayaan dilakukan keempat tersangka lebih dulu, hingga membuat warga marah,” katanya.
#Dimassa, Pengamen Lebam
Sementara itu, dicurigai akan mencuri, Almi (24), seorang pengamen yang biasa mangkal di seputaran warung di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Inderalaya, Kabupaten OI, lebam-lebam di bagian muka, akibat dihajar warga. Mengingat, pria yang merupakan warga Desa Teluk Jaya, Kecamatan Kelekar, Muara Enim itu, hendak masuk ke warung salon. Sedangkan, situasi cukup sepi, karena masih fajar atau usai azan subuh.
Informasinya, tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga terhadap salah satu pengamen itu, terjadi kemarin (04/02), sekitar pukul 05.00 WIB, di salah satu salon di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Inderalaya, Kabupaten OI.
Berawal pagi itu, disaat Almi berniat hendak menggunting rambut dengan cara hendak menyelundup masuk ke salon disaat pemiliknya masih terlelap. Sementara kondisi tempat salon masih dalam keadaan sepi, dan pintu masih terkunci.
Lalu, terdengar suara yang tak lazim, pemilik salon setempat terbangun dari tidur, dan seketika itu merasa curiga dengannya. Karena, tidak mungkin pelanggan hendak menggunting rambut pada fajar hari. Pria yang terlihat masih kekanak-kanakan tersebut, langsung gugup. Disaat itulah, ia dituduh hendak mencuri, dan seketika dihajar oleh pemilik salon bersama warga lainnya hingga babak belur.
Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan, setelah beberapa orang polisi tiba di lokasi, dan langsung membawanya ke Mapolres OI. Menurut pengakuan Almi saat diamankan ke Mapolres OI, dirinya sama sekali tidak berniat untuk mencuri. Melainkan, lanjutnya, ia hendak menggunting rambut.
“Aku tu nak gunting rambut Pak. Tapi, pagi itu pintu salon masih dalam kondisi terkunci. Disaat pintu kuketok, datanglah pemilik salon dan langsung memukul saya,” ujarnya di Mapolres OI, dengan kondisi wajah yang nampak lebam, dan mengalami luka sedikit lecet di bagian kening itu.
Lantaran tergolong anak jalanan, oleh petugas Polres OI, dengan koordinasi bersama pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OI, dia (Almi,red) langsung diserahkan kepada pihak Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab OI.
Kadinsos Pemkab OI Edy Rizal SH membenarkan pihaknya telah membawa anak jalanan itu ke panti sosial. “Setelah kita menerima informasi dari polisi mengenai adanya anak jalanan masuk salon dengan cara tidak lazim dan diamankan warga dan Polisi. Makanya, rencananya anak jalanan ini, akan kita bina,” katanya. (rif/din)
No Responses