PALEMBANG - Isu mengenai ketimpangan dan pemerataan pembangunan merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Pembangunan infrastruktur yang mencakup Light Rapid Transit (LRT), jalan Tol, berbagai pusat perdagangan, olahraga dan event internasioanal ternyata tidak mengurangi ketimpangan. Bahkan kondisi Maret 2016 angkanya mencapai angka 0,348.
Para ekonom mengatakan ketimpangan tidak dapat dihindari di negara yang sedang berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang gencar-gencarnya membangun, tingkat ketimpangan yang terjadi di negara ini relatif masih cukup tinggi, dari rasio gini yang berada di level 0,397.
Perekonomian Sumsel tumbuh lumayan selama satu dekade terakhir. Hal ini terlihat dari geliat pembangunan di berbagai bidang seperti infrastruktur yang mencakup Light Rapid Transit (LRT), jalan tol, pelabuhan, berbagai pusat perdagangan, olahraga dan event internasioanal. Semangat membangun di satu sisi memunculkan ketimpangan di sisi yang lain. Menurut data terkini, tingkat ketimpangan di Sumsel pada kondisi Maret 2016 mencapai angka 0,348.
Data sensus ekonomi tahun 2016 menunjukan terpusatnya jumlah usaha ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Kota Palembang, usaha ekonomi di kota ini saja angkanya mencapai 23,65 persen. Para kritikus menyatakan seharusnya pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur tidak melulu berorientsi di ibu kota provinsi, tidak selalu harus berada di pusat kota, ini penting agar daerah pinggiran juga mampu bersaing dan terangsang tumbuh menjadi pusat-pusat ekonomi di Sumsel.
Menanggapi isu ini, calon gubernur Herman Deru mengaku mempunyai solusinya. Bupati OKI Timur dua periode ini mengatakan, ketimpangan bisa diminimalisir melalui program pengentasan kemiskinan, dan mempersedikit pengangguran. Program menurunkan kemiskinan akan dilakukan melalui stabilisasi harga pangan, pengurangan beban penduduk miskin, dan subsidi tepat sasaran.
Sementara menekan angka pengangguran, dilakukan melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja lulusan sekolah kejuruan atau lulusan balai latihan kerja, melalui program kemitraan dengan industri, magang dan sertifikasi. Semua langkah itu penting sebab pengangguran yang terjadi saat ini bukan karena kesempatan kerjanya yang menurun. Melainkan karena tidak ada kesesuaian antara tenaga kerja yang tersedia dengan kebutuhan industri dan pasar.
Deru menyesalkan pertumbuhan ekonomi Sumsel sekarang ini tidak dibarengi dengan program pemerataan. Kedepan dirinya akan koncen dengan masalah ini. ”Selain itu, langkah kita untuk atasi ketimpangan adalah dengan mempermudah kepemilikan aset finansial dan non finansial, seperti program sertifikasi tanah dan redistribusi asset. Kita juga bisa meningkatkan pelayanan dasar untuk meningkatkan kualitas SDM,” katanya.(del)
No Responses