PANGKALAN BALAI - Rencana sudah lama tertunda Ike Suseta Adelia, ingin mendaki Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 Mdpl, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya bisa terwujud. Meski sudah sampai di puncak salah satu gunung tertinggi dan termasyur keindahannya sejagat itu, hidup Ike harus berakhir berbeda.
Pasalnya usai turun, Ike ternyata harus menghembuskan nafas terakhirnya di pemandian Air Panas Kalak, Gunung Rinjani. Mendaki salah satu puncak gunung tertinggi di Indonesia tersebut, memang telah menjadi harapan atau yang dicita-citakan Ike selama ini.
Namun sejak sekolah di SMAN 13 Palembang, dan Fakultas Ekonomi (FE) Unsri Inderalaya angkatan tahun 2009, belum juga terwujud. Maka Ike berangkat pada Kamis (04/05) ke Lombok dengan merencanakan akan pulang ke Palembang pada Rabu (11/5) pagi atau hari ini (kemarin).
Bungsu dari dua bersaudara ini, memang sudah merencanakan keberangkatan ke Lombok bersama 25 orang rekannya di berbagai cabang kantor pajak se-Indonesia. Cita-cita karyawan Kantor Pajak KPP Pratama Lubuklinggau, Sumsel ini, berangkat dari rumahnya di Jalan Mega Asri 1, Blok K, RT 04/01, Kilometer 12, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin. Kemudian ayahnya Yusdi Herli (60), mengantarkan Ike ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
“Sejak SMA memang Ike selalu berkeinginan untuk mendaki Gunung Rinjani. Waktu kuliah juga tidak terlaksana, nah sewaktu libur di tempat kerjanya, Ike mengambil cuti panjang seminggu. Maka bersama teman-temannya ke Lombok naik Gunung Rinjani,” ungkap Yusdi.
Rupaya saat sang ayah mengantarkan putri bungsunya ke Bandara SMB II, tidak mengetahui putrinya akan mendaki hanya tahu akan liburan ke Lombok saja. Soal mendaki itu pasalnya hanya diceritakan kepada ibu dan tantenya saja. Seraya mengenang kepergian anaknya hendak liburan, Rusdi mengatakan putrinya ini sempat mengatakan pamitan tiga kali berturut-turut, tetapi ia tidak menduga akan berakhir demikian.
“Waktu mengatakan pamit tiga kali, aku teringat sekali suaranya kayak tidak mau lepas dari saya. Sama tatapannya itu beda dari biasanya, ya selalu senyum memang murah senyum kebiasaan putri saya. Ya tidak ada itu firasat apa tanda-tanda sejauh ini, ya kami berusaha ikhlas dan menerima, mohon dimaafkan selama masa hidupnya. Dilapangkan di alam kuburnya,” timpal Yusdi.
Tepat sekitar pukul 14.00 WIB jenazah Ike tiba di Bandara SMB II dengan maskapai Garuda. Kemudian dibawa mobil ambulance dengan tiba di rumah duka sekitar pukul 14.20 WIB. Tak pelak, kabar sudah lama didengar keluarga, tetangga dan teman dekat, akhirnya terbayar sudah, tangis kehilangan pun mewarnai, hanya sekitar 5 menit jasad Ike mampir di rumah kemudian dengan segera dibawa ke masjid di perumahan untuk di salatkan. Selanjutnya, dibawa cepat ke TPU Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang.
Kepulangannya Ike ke Palembang memang dijadwalkan Rabu kemarin, tetapi dengan cerita yang tidak disangka-sangka. Setelah itu pada Sabtu (14/5) nanti akan berangkat lagi ke Lubuklinggau untuk bekerja di kantor pajak, dimana baru setahun ini Ike sudah diangkat sebagai PNS.
Persiapan mendaki juga sudah disiapkan Ike jauh-jauh hari. Mulai dari kebutuhan peralatan pendakian, seperti Sleeping Bag (SB), jaket hujan, tongkat mendaki, sepatu gunung dan serta makanan. Kemudian selama kerja di KPP Lubuklinggau selama 2 tahun terakhir, Ike hanya pulang ke rumahnya selama dua minggu hingga sebulan sekali.
Sementara itu selama mendaki gunung, Ike diketahui berangkat bersama 25 orang lainnya sukses mencapai puncak Gunung Rinjani pada Minggu (8/5/2016). Lantas mereka turun ke Danau Segara Anak dan membuka tenda di kawasan itu. Ike dan keempat teman wanitanya memilih mandi dan membersihkan diri di pemandian Air Panas Kalak, di kawasan Air Terjun Gunung Rinjani, pada waktu Maghrib, sekitar pukul 18.00 WITA.
Ketika korban bersama keempat temannya berada kolam pemandian tersebut, entah kenapa tubuh korban seperti tertarik kedalam air sempat hilang dan dicari-cari. Padahal airnya hanya sepinggang tingginya, tak terlalu dalam. Setelah hilang, teman-teman Ike langsung melaporkan kejadian ini kepada tim SAR Mataram dan pendaki lainnya untuk membantu mencari korban.
Namun, pada Senin (9/5/2016), tiba-tiba tubuh Ike sudah muncul ke permukaan kolam air terjun dengan kondisi tak bernyawa. Pada Senin malam, orang tua Adelin, teman Ike yang tinggal di Palembang mendatangi rumah korban untuk memberitahu kabar duka tersebut. (adi)
No Responses