LAHAT – Tidak diragukan lagi, kepemimpinan H Aswari Riva’i SE dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) secara maksimal. Tidak saja memberikan peluang berinvestasi sebesar-besarnya bagi investor yang memanfaatkan batubara sebagai sumber bahan bakar dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), lelaki yang menjabat Bupati Lahat diperiode kedua ini, juga memberikan kesempatan kepada investor yang menggunakan air sebagai sumber tenaga Pembangkit Listrik tenaga Mikorohidro (PLTMH).
Saat ini, tidak saja berdiri PLTU Banjarsari dan PLTU Priamanaya, sebagai penyuplai listrik di Sumatera, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang dikelola PT Green juga telah beroperasi. Bahkan, pembangkit listrik dengan daya 3×3,33 MW yang berada di Desa Singapure dan Bangke, Kecamatan Kota Agung, Lahat ini, merupakan PLTM yang pertama di Kabupaten Lahat. Meski berstatus mini, tapi PLTM ini merupakan yang terbesar di Sumsel, dan mampu memenuhi kebutuhan 15 ribu pelanggan rumah tangga.
“Alangkah baiknya bila sumber daya yang kita miliki, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak,” tegas Kak Wari, begitu Aswari akrab disapa. Kedepan, tegasnya, Kabupaten Lahat sebagai daerah penghasil batubara terbesar di Sumsel, tidak lagi menjual batubara dalam bentuk batubara mentah. Melainkan akan dijual dalam bentuk tenaga listrik, yang tentu saja memiliki nilai yang jauh lebih tinggi.
Begitu juga dengan PLTM yang terus dikembangkan, Kak Wari memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada investor untuk berinvestasi di Bumi Seganti Setungguan ini. Apalagi PLTM ini menjaga ekosistem, termasuk melestarikan hutan sepanjang aliran sungai yang dimanfaatkan sebagai sumber tenaga. “Kalau hutan dirusak, PLTM tidak akan jalan. Inilah bagusnya PLTM ini, tenaga listrik kita dapat, alam juga terus lestari,” jelasnya.
PT Green berhasil membangun PLTM kurun waktu tiga tahun, dengan melibatkan tidak kurang 300 orang tenaga kerja. Nilai investasi pembangunan PLTM PT Green Lahat dengan memanfaatkan aliran Sungai Endikat ini, mencapai Rp 250 miliar. Namun, dengan nilai tersebut, hasil yang diperoleh jauh lebih besar. Apalagi PLTM merupakan pembangkit listrik yang terbarukan.
Hasil PLTM PT Green juga mampu menyuplai listrik Lahat, Kota Pagaralam, dan wilayah Semende, Muara Enim. “Hanya dengan modal aliran air dan pelumas, dalam 1 bulan dapat menghemat miliaran rupiah. Tapi jaga hutan bagian hulu, sehingga debit air tetap besar. Pembangkit listrik ini sangat ramah lingkungan,” ungkapnya.
Berproduksinya turbin, karena kekuatan air. Sehingga dirinya mengajak masyarakat Lahat, Kota Agung jaga sumber air. Apalagi sumber air berupa sungai, bukan semata-mata sebagai sumber energi saja, tapi juga sumber pangan. “Saya sudah terima laporan banyak penjarahan hutan di Kota Agung ini. Sekarang mulai dihentikan, ayo kita jaga hutan sebagai sumber mata air,” tegasnya.
Bupati Lahat dua periode ini bercerita pengalamannya saat menjajal arus sungai di wilayah Lahat. Dirinya mendapati masih saja ada masyarakat menangkap ikan dengan cara disetrum dan menggunakan racun. Tentu saja hal itu merupakan sungai sebagai sumber pangan dan energi. “Insha Allah ini bukan yang pertama (PLTM). Ke depan akan ada lagi PLTA lain,” harapnya. (infohumas)
No Responses