PAGARALAM - Budidaya kopi arabika rupanya belum banyak dilirik petani di Pagaralam. Sebagian besar kopi yang tumbuh di kota ini berjenis robusta. Musababnya, budidaya kopi robusta dianggap lebih mudah ketimbang arabika. Pemilik Rumah Produksi ‘Sahabat Kopi’ Hendi Romiko SPd menuturkan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, kopi yang dibudidayakan petani di Pagaralam sebagian besar berjenis robusta. “Hanya sedikit yang membudidayakan arabika,” ujar Hendi saat dihubungi Palembang Pos, Rabu (6/12).
Padahal diakui Hendi, dari segi harga, biji kopi jenis arabika lebih tinggi ketimbang robusta. Umumnya harga kopi arabika duakali lebih tinggi ketimbang robusta. Diakuinya, bila harga kopi robusta saat ini Rp25 ribu per kilogram, maka harga kopi arabika Rp50 ribu per Kg. Di lihat dari segi kondisi geografism diakui Hendi Pagaralam cocok ditanami kopi berjenis arabika. “Kalau di Sumsel, kopi arabika banyak dibudidayakan di Semendo, Muara Enim,” katanya mengenai lokasi budidaya kopi arabika di Sumsel. Apa alasan petani tak mau melirik kopi arabika?
Hendi memperkirakan, kemungkinan besar karena faktor daya tahan. Petani menganggap kopi arabika tidak memiliki daya tahan sebaik robusta. Padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Alasan lainnya, lanjut Hendi, karena faktor waktu pemanenan. Kopi arabika tidak bisa dipetik secara bersamaan. “Buah kopi arabika itu umumnya tidak masak bersamaan. Dalam satu gugus buah, bisa saja ada yang sudah masak, ada yang masih hijau. Jadi metiknya harus satu-satu. Mungkin ini jadi dianggap menyulitkan petani,” urai Hendi. Kendati demikian, Hendi yakin kopi arabika bisa dikemban gkan di Pagaralam. Masih ada waktu bagi petani di Pagaralam untuk melirik kopi arabika. (cw08)
No Responses