PENANGKAPAN Bupati Ogan Ilir (OI) AW Nofiadi alias Ofi, oleh tim BBN ternyata tak semata-mata dengan penyelidikan biasa. Namun, BNN melakukan sejumlah rangkaian penyelidikan lapangan, sebelum akhirnya melakukan penangkapan terhadap putra Mawardi Yahya tersebut.
POETRA - Palembang
Sepintar-pintar menyimpan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Setidaknya itulah pepatah yang menggambarkan kebobrokan kelakuan Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi alias Ofi yang kedapatan positif menggunakan narkotika jenis sabu bersama keempat rekannya.
Penangkapan itu bukanlah semata-mata spontanitas dari petugas BNN, melainkan hasil kerja keras pengintaian dan penyamaran yang dilakukan berbulan-bulan atas Ofi, sebelum di lantik menjadi Bupati Ogan Ilir. ‘’Ini bukan spontanitas, tapi kerja keras. Benar-benar kerja keras hingga akhirnya dapat melakukan penangkapan seperti saat ini,” ujar salah satu anggota BNN yang enggan disebut namanya.
Anggota BNN ini mengaku telah melakukan penyamaran di masa pilkada berlangsung. Bahkan dirinya berusaha sebisa mungkin mengikuti aktifitas AW Nofiadi selama berkampanye, hingga akhirnya dilantik, serta pasca dilantik menjadi Bupati Ogan Ilir. ”Kita sempat nyamar jadi wartawan. Bahkan, jadi anggota LSM, demi demi bisa dekat dengan Ofi. Semua kegiatannya kita pantau, tanpa ia sadari,” jelasnya.
Yang lucunya, anggota BNN tersebut dalam penyamarannya benar-benar totalitas. Bahkan ia sempat mendapat uang Rp 500 ribu dari tim Ofi ketika mengikuti serangkaian kegiatan Bupati tersebut saat pencalonan. ”Dalam penyamaran itu, saya pernah dapat transport Rp 500 ribu cuma-Cuma, ketika meliput salah satu kegiatan Ofi. Itu antara senang dengan bingung, sebab tengah menjalankan tugas,” ujar pria dengan perawakan sedang dan sama sekali tak terlihat seperti aparat ini.
Ia berharap tugasnya kali ini berujung keberhasilan dan dapat membuktikan, serta membongkar kejahatan dan menggiring para pemakai narkoba tersebut ke ranah hokum, guna mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. ”Bisa menangkap saja kami sudah senang. Semoga ini menjadi kaca bagi masyarakat, terutama pemimpin atau pejabat yang masih berhubungan dengan barang haram itu,” tukasnya. (**/bersambung)
No Responses