**Bertahun-Tahun Dibayangi Penambang Ilegal
DESA Santapan Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir (OI) mendadak menjadi sorotan. Namun sorotan yang ditujukan kepada desa terpencil dan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ini, bukan karena prestasi.
Melainkan setelah ada insiden berupa penyerangan yang dilakukan puluhan warga terhadap penambang pasir ilegal dari Palembang, berbuntut pembakaran tug boat dan perahu pontoon.
Tak hanya itu, juga berakibat tewasnya serang (sopir) tug boat, Riansyah (45) warga Kelurahan 16 Ulu Palembang, Sabtu (17/12).
Insiden terburuk di Kabupaten Ogan Ilir yang terjadi diakhir tahun ini, cukup menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat, khususnya bagi aparat kepolisian setempat.
Terlepas dari perbuatan penambang pasir ilegal itu pelanggaran, tindakan main hakim sendiri dari warga berupa pengeroyokan merupakan perbuatan melawan hukum. Tinggal lagi, bagaimana petugas kepolisian menyikapi rangkaian kejadian itu.
Kades Santapan Barat Kecamatan Kandis, Maharoni mengatakan, penyerangan yang dilakukan warganya terhadap penambang pasir ilegal terjadi secara spontan.
Aksi itu merupakan puncak kemarahan warga karena para penambang pasir ilegal sudah berkali-kali diperingatkan agar tidak beroperasi lagi.
Sebab akibat penambangan pasir ilegal itu sangat rentan terjadinya longsor. Bahkan rumah warga kebanyakan berada dipesisir sungai terancam roboh akibat pasir tergerus dan terbis.
Pernah kejadian sepekan lalu, tug boat dan perahu ponton penambang pasir ilegal menabrak tiang listrik dan kabel listriknya sempat putus sehingga lampu listrik PLN itu mati di desa ini.
“Sebetulnya, banyak sekali kerugian warga akibat ulah penambang pasir ilegal ini,’’ ujar kades Santapan Barat yang baru dilantik awal Desember 2016 lalu.
Dikatakanya, gangguan seperti ini sudah bertahun-tahun dirasakan warga. Namun selama ini mereka masih bisa menahan diri dan bersabar.
Maharoni menjelaskan, aksi penambangan pasir liar yang dilakukan oknum penambang sudah sering dilaporkan ke pihak kecamatan, Dinas Pertambangan dan aparat kepolisian terdekat. Namun belum ada tanggapan atau tindakan tegas.
Sebaliknya, terjadi justru penambangan liar galian C terus terulang dan terjadi hingga sekarang. “Saya tak tahu persis kronologis kejadian itu,’’ ujarnya.
Sebelumnya, memang benar ada puluhan warga desa yang mendatangi penambang pasir ilegal yang menggunakan tug boat untuk menarik perahu ponton melakukan aksinya menyedot pasir di perairan Sungai Ogan di Desa Santapan Barat Kecamatan Kandis, Sabtu (17/12) sekitar pukul 14.00 WIB.
Kemudian, lanjut kades, dibalik kejadian itu ada pembakaran tug boat beserta perahu ponton yang diduga kuat dilakukan warga.
Sementara serang tug boat Riansyah dan kernetnya, Irawan dikabarkan terjun ke sungai untuk menyelamatkan diri.
“Tapi sekali saya jelaskan, bila aksi itu spontan dilakukan warganya sebagai bentuk kekesalan terhadap ulah penambang pasir ilegal tersebut,”ucapnya. (din)
No Responses