Selain terlahir dari keluarga yang sederhana, jiwa kepemimpinan pada diri Askolani sudah terlihat sejak kecil hingga remaja. Tak hanya itu, di mata sang ibu, Askolani merupakan sosok anak yang istimewa. Sang ibu mempunyai firasat tersendiri saat mengandung Askolani. Kini baru diketahuinya misteri di balik kehamilannya tersebut. Berikut lanjutan tulisan mengenal lebih dekat H Askolani, Bupati Banyuaisn periode 2018-2023.
Yanti HB, Pangkalan Balai
SEORANG ibu mengenakan baju kebaya warna merah terlihat matanya berkaca-kaca saat H Askolani dan H Slamet Soemosentono dipanggil di atas panggung untuk diambil sumpah jabatan, saat pelantikan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC).
Tergambar jelas dari sorot matanya, rasa bangga dan senang luar biasa. Perjuangannya dari mulai mengandung sampai membesarkan sang anak, terbayar lunas saat sang anak dilantik menjadi pemimpin baru Kabupaten Banyuasin.
Ibu yang tetap kelihatan cantik meski usianya tak muda lagi, itu ternyata ibunda tercinta H Askolani, Bupati Kabupaten Banyuasin. Dia adalah Hj Hudayah. Sebagai seorang ibu, tentu dia sangat dekat dengan sang anak. Berkat didikannya yang penuh kasih sayang, hingga akhirnya sang anak menjadi seorang pemimpin.
Ketika ditanya sosok Askolani kecil, langsung meluncur lancar kalimat-kalimat dari bibirnya. Kenangannya pun terbayang puluhan tahun silam. Dia ingat betul, 23 April 1974 yang silam, dari rahimnya keluar bayi laki-laki anak keduanya. Bayi tersebut kemudian diberi nama Askolani.
Askolani kecil pun sama seperti kebanyakan anak seusianya. Sosok yang lincah, ceria, lucu dan cepat akrab dengan siapa saja. Kepada adik-adiknya yang berjumlah tiga orang, Askolani sangat menyayanginya.
“Askolani ini anak kesayangan saya. Memang sangat berbeda dengan kakak dan adik-adiknya. Pun saat masih dalam kandungan, dia sangat spesial. Karena saya harus mengandungnya selama 12 bulan. Ternyata itu salah satu pertanda, dia bakal menjadi orang sukses,” tuturnya.
Menurutnya, jiwa kepemimpinan Askolani sudah terlihat saat meranjak remaja hingga dewasa. Di matanya, Askolani tak ingin melihat kedua orang tuanya susah payah banting tulang mencari uang. Makanya, Askolani selalu rajin membantu orang. Askolani tak pernah malu membantu dirinya berjualan di pasar Betung, jika sedang libur kuliah.
jiwa kepemimpinan, tegas serta gigih untuk mencapai suatu keinginan sudah ada sejak kecil. Itulah kenapa, sebagai orang tua dirinya rela banting tulang untuk memberikan pendidikan tertinggi bagi anak-anaknya, agar bisa hidup sukses.
“Kami sebagai orang tua sangat bangga. Terharu dengan kepercayaan yang begitu besar diberikan masyarakat Banyuasin kepada anak kami, Askolani. Kami sebagai orang tua berpesan agar amanah dalam menjalankan tugas dan tetaplah menjadi anak kebanggaan kami,” tutupnya.(*/bersambung)
Hj Heryati (Istri)
Kebanggaan Keluarga
TANGIS haru menjadi ungkapan kegembiraan bagi Hj Heryati Amd, istri dari Bupati Banyuasin H Askolani Jasi MH. Dari tiap tetes air mata itu, teriring doa akan kesuksesan sang suami yang akan memimpin Banyuasin 5 tahun ke depan.
Sebagai istri sekaligus ibu dari kelima anaknya, Heryati yang kini resmi menjabat sebagai Ketua TP PKK Banyuasin ini, akan terus mendoakan sang suami. Agar ke depannya bisa kuat dalam mengemban amanah.
“Sebagai istri yang mendampingi suami, tentu ini adalah hasil yang kami raih dari kerja keras. Meski sebelumnya begitu banyak fitnah yang kami rasakan, tapi alhamdulillah, semua ini adalah takdir Allah SWT. Saya hanya berpesan, tetaplah menjadi kebanggaan keluarga. Dan saya yakin, suami saya ini akan bertanggung jawab dan menjadi pemimpin yang amanah,” ujar dia.
Ditanya keseharian di dalam keluarga, Heryati menjelaskan jika Askolani adalah sosok suami dan ayah yang tegas kepada anak-anaknya. Pendidikan anak-anak menjadi hal yang nomor satu, terlebih itu pendidikan agama. Itulah kenapa, anak-anaknya di sekolahkan di pondok pesantren.
“Beliau bilang, biarlah ayah saya yang mencari uang, anak-anak harus tahu agama dan mendoakan orang tuanya. Beliau juga ayah yang tegas, anak-anak salah dididik dengan tegas. Tak ada pilih kasih, semua anak sama dalam didikannya. Beliau juga dekat dengan anak-anaknya. Bagi kami, beliau adalah sosok imam yang sangat sempurna,” ujar Heryati. (yan)
No Responses