PALEMBANG- Peralihan dari program bantuan beras untuk masyarakat miskin (raskin) ke Bantuan Sosial Pangan Non Tunai (BPNT) ternyata belum berjalan baik. Warga yang masuk dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak bisa membeli beras dan gula memakai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dikeluarkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui produk BRILink. Padahal, Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola oleh Bulog atau agen Bank yang ditunjuk, seperti BRI sudah menyediakan mesin EDC (Elektronik Data Capture). Namun sayang, mesin EDC tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, sebanyak 3.200 ton beras BPNT dan 640 kg gula pasir, sampai saat ini masih menumpuk di gudang Bulog.
Kemarin (2/05), Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, langsung meninjau gudang Bulog yang menyalurkan BPNT, ke Jalan Sultan M Mansyur Kecamatan Ilir Barat II.”Ini persoalannya bukan karena stok disediakan bulog kosong. Karena, jika dilihat ini ketidaksiapan BRI dalam menyediakan fasilitasnya,” ungkap Fitri disela-sela pantauannya di salah satu agen RPK yang juga agen BRILink Sopian yang terletak Palembang.
Fitri menerangkan, berdasarkan hasil pantauan pihaknya ke RPK sudah sangat jelas jika dari pihak BRI. Dimana, mesin EDC yang digunakan untuk menggesek KKS yang telah dibagikan secara simbolis pada Februari lalu, sampai sekarang belum dapat digunakan.”Sangat disayangkan sekali, beras dan gula sudah menumpuk tapi ternyata tidak bisa dipakai. Bahkan, ini sudah tiga bulan tidak dapat dimanfaatkan masyarakat,” tuturnya.
Fitri berharap agar persoalan ini dapat diselesaikan oleh pihak terkait, khususnya dari BRI. Karena, saat dilakukan uji coba oleh salah satu penerima BPNT ternyata memang benar sistemnya tidak bisa dipakai untuk kartu KKS yang diterima masyarakat.Akibat mesin EDC yang bermasalah, 126 RPK yang ada di Palembang, selama tiga bulan ini tidak dapat menyalurkan program BPNT yang menjadi program Kemensos pengganti Raskin (Beras untuk masyarakat miskin).
“Kalau dipakai untuk cek kartu ATM biasa bisa, tapi untuk KKS tidak bisa. Jadi BRI memang belum siap. Kita berharap nanti bisa duduk satu meja, baik dari Kemensos, Dinas Sosial, Bulog dan BRI untuk meyelesaikan persoalan ini. Karena, jangan sampai nanti tambah lama maka stok beras dan gula yang ada di gudang rusak akinat menumpuk terlalu lama,” ucapnya.Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel, Bakhtiar AS membenarkan jika adanya gangguan sistem atau belum siapnya BRI dalam penyaluran program BPNT.
“Bantuan beras 10 kg dan gula 2 kg atau setara setara Rp110.000 per bulan yang akan diterima masing-masing KPM. Tapi sampai sekarang sejak pertama kali di launching di Palembang masyarakat belum dapat menggunakannya,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan Bakhtiar, ada 44 Kabupaten Kota yang di uji coba pelaksanaam program ini, termasuk Palembang.“Untuk Palembang ada 79.396 KPM. Perum Bulog bertugas sebagai penyalur komoditas pangan dan himpunan bank-bank milik negara (Himbara) sebagai penyedia jasa keuangan untuk penerapan bantuan tersebut. Bulog tidak bisa menyuplai beras ke RPK kalau tidak ada permintaan dari BRI. Memang prosedurnya begitu. Digudang ada untuk kebutuhan dari Januari, Februari, Maret dan April. Sudah tiga bulan ini belum dapat disalurkan,” tuturnya.
Sementara, Sofyan salah seorang agen RPK mengaku, memang tidak bisa memakai KKS di mesin EDC yang disiapkan BRI. “Sudah banyak warga yang datang, tapi tidak bisa dipakai,” tukasnya. (ika)
No Responses