PALEMBANG – Adanya surat edaran dari PT Jakabaring Sport City (JSC) untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di area kawasan Jakabaring Sport Center (JSC) Palembang, membuat pedagang resah. Kemarin, sekitar 150 PKL melakukan aksi unjuk rasa di Gelora Stadion Jakabaring (GSJ) Jakabaring Palembang, untuk menanyakan kejelasan status mereka.
Para PKL ini, juga menuntut keadilan terhadap pengelola dari PT JSC agar tak menyuruh mereka untuk angkat kaki tak berjualan di komplek olahraga yang ada di area GSJ Palembang ini.
Ketua Forum Komunikasi Pedagang JSC, Saiful Toni mengatakan, kalau dirinya sudah berjualan di GSJ ini sejak tahun 2010 hingga sekarang. Untuk itu, mereka keberatan jika dilarang berjualan, tanpa sosialisasi terlebih dahulu. “Kami disuruh tidk boleh berdagang lagi Pak, pada Senin (4/9) kemarin. Sedangkan surat edaran tersebut diberikan pada Sabtu (2/9) menjelang Maghrib. Bagaimana pedagang bisa siap,” katanya usai melakukan aksi di GSJ.
Sambung Saiful, dalam hasil mediasi dengan pihak JSC, kalau pihaknya diperbolehkan untuk berjualan sementara di komplek JSC di areal parkir Tribun Utara. Namun keputusan itu belum final lantaran masih akan diajukan direksi perusahaan pengelola stadion komplek olahraga tersebut. “Sesuai dengan hasil kesepakatan tadi, kami dipebolehkan untuk berjualan di area parkir Tribun Utara dan tidak tahu sampai kapan,” jelasnya.
Sementara, Harwiyah salah satu pedagang yang berada di JSC mengatakan, jika para pedagang ditempatkan berjualan dalam satu kawasan bersama di Tribun Utara tidak menutu kemungkinan omset mereka akan berturun. “Kalau di Tribun Utara itu, sepi Pak, omset kami pasti turun. Saya biasa berjualan di area Sky Air,” katanya setelah mengikuti aksi.
Apalagi, sambungnya. Seluruh pedagang akan dikumpulkan dalam satu tempat di parkir Tribun Utara. “ Kami (PKL) dikumpulkan Pak, jadi satu tidak menutup kemungkinan akan menjadi sepi,” terangnya.
Diakuinya, kalau dirinya biasa mendapatkan omset yang lumayan di Sky Air pada hari Minggu dan kalau ada pertandingan sepbakbola. “ Hari minggu yang rami Pak, biasa dapat Rp 200 ribu,” jelasnya.Sementara, Rusli Nawi yang mewakili dari pihak PT JSC menerangkan kalau pihaknya masih memperbolehkan para pedagang untu berjualan sampai dengan waktu Direksi yang memutuskan nasib para pedagang ini. “Untuk keputusannya kembali ke jajaran Direksi, saya hanya mewakili dari PT. JSC, dan saya sendiri akan melaporkan hasil diskusi dengan para pedagang ini untuk dilaporkan ke Direksi,” katanya.Lanjutnya, Untuk menjelang Asian Games tahun depan, apakah para pedagang ini boleh berjualan atau tidak pihak dari panitia pusat yang menentukannya. “Tergantung dari panitia besar, apakah boleh atau tidak para pedagang ini berjualan,” pungkasnya. (cw06)
No Responses