PALEMBANG - Meski beberapa perusahaan telah gagal melakukan pembangunan jalan khusus batubara jalur Lahat-Palembang, namun masih ada saja perusahaan yang berminat untuk membangun jalur khusus tersebut. Salah satunya PT Rantai Mulia Kencana (RMK) Energy yang berencana membangun jalur khusus angkutan batubara mulai dari Gandus hingga Simpang Meong, Lahat.
“Jalan khusus angkutan batubara tersebut rencananya sepanjang 180 kilometer. Kita telah meminta izin dan arahan dari kepada Gubernur Sumsel untuk membangun jalan ini. Namun, arahan dari gubernur untuk melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk permohonan tersebut. Kami akan melengkapi persyaratan tersebut dan dalam waktu singkat bisa mendapatkan semua izin pembangunan jalan khusus tersebut,” terang Direktur Utama PT RMK Energy, Tonny Saputra, usai bertemu Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, di Griya Agung, kemarin.
Keinginan untuk membangun jalan khusus angkutan batubara tersebut, kata dia, didasari adanya kendala yang dialami Sumsel untuk mengangkut batubara dari Lahat ke Palembang lantaran masih menggunakan jalan provinsi. “Ke depannya, kami akan membangun jalan khusus itu agar untuk mengatasi dampak sosial yang terjadi di dalam jalan provinsi tersebut,” katanya.
Salah satu persyaratan yang diminta untuk membangun jalan khusus tersebut yakni terkait volume angkut batubara. Untuk itu, pihaknya menginginkan ada dukungan dari pemilik tambang terkait volume yang akan diturunkan. “Kami akan mengakomodir beberapa tambang-tambang yang besar, karena memang PT RMK Energy bergerak dibidang jasa pelabuhan. Bahkan, beberapa perusahaan besar juga biasa menggunakan jasa pelabuhan kami yang ada di Gandus,” lanjutnya.
Disinggung mengenai adanya kendala yang pernah dialami sejumlah perusahaan yang membangun jalan angkutan batubara, Tonny memastikan, pihaknya tidak akan mengalami kendala berarti untuk proses pembangunannya nanti. Pasalnya, perusahaan mereka adalah perusahaan solid, bahkan pihaknya sudah mempersiapkan investasi sekitar Rp 50 juta USD.
“Kami akan memulai pembangunannya setelah mendapatkan izin dari gubernur, kami sudah melakukan studi dari enam bulan lalu. Jangan sampai gagal lagi seperti yang dulu-dulu, kami sudah mengetahui semuanya dan mungkin dua tahun dari sekarang sudah mulai dilakukan pembangunan. Kendala saat ini ada di Indralaya yang mengalami kemacetan, nanti 22 kilometer akan kami bangun untuk memotong jalan Indralaya,” pungkasnya. (ety)
No Responses