Belajar Nggak Nyaman

Posted by:

PALEMBANG - Salah satu faktor yang berpengeruh untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas dan mempunyai daya saing, adalah sarana dan prasana yang lengkap dan memadai. Menilik dari ini, sejumlah sarana sekolah dasar (SD) di Sumsel tak sedikit yang tak memadai bahkan ada yang tak layak. Hal tersebut menyangkut beberapa hal misalnya, kerusakan gedung sekolah secara keseluruhan, lokal atau ruang belajar yang tak memadai alias tak layak pakai. Itu dikarenakan kondisi gedung yang sudah tua dan jarang tersentuh pemeliharaan.
Persoalan itu, terkadang diperparah dengan peralatan alat tulis lainnya misalnya bangku maupun kursi, papan tulis yang memang tak layak pakai. Kondisi ini tentu saja selain akan membuat proses belajar dan mengajar tak maksimal juga membuat pengajar dan siswanya tidak nyaman.
Tak jarang, karena kondisi tersebut membuat ruang sekolah dan lokal tiba-tiba roboh dan runtuh karena bangunannya yang sudah lama. Inilah yang terjadi pada gedung SD Negeri No 242 Jalan Dayang Rindu Lorong Pendidikan RT 06 RW 03 Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati Kota Palembang, pada Selasa (11/3).
Tentunya dengan kejadian ini, bisa menjadi contoh bagi pemerintah baik kabupaten maupun kota untuk memperhatikan kelayakan kondisi gedung SD. Dari pantauan di Kota Palembang, misalnya sejak awal 2014 masih banyak gedung SD yang mengelami rusak berat dan banjir.
Seperti SD Negeri 3, SD Negeri 7, SD Negeri 10. SD Negeri 245, SD Negeri 244. Jumlah tersebut masih belum seberapa jika terus dilakukan survei ke lapangan atau mungkin bisa lebih banyak lagi. Meskipun pemerintah sudah melakukan perbaikan, namun tidak begitu mampu menutupi kerusakan yang terjadi.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang, Ahmad Zulinto, mengatakan, hingga memasuki ajaran baru 2014, sekitar 30 persen sekolah sekolah di Palembang rusak berat. Selebihnya sekolah rusak masuk kategori rusak sedang dan rusak ringan.
“Ada sejumlah faktor penyebab sekolah rusak. Yakni bangunan sekolah yang sudah berumur tua. Bangunan sekolah yang dibangun di atas lokasi perairan, dan anggaran pembangunan sekolah yang masih banyak bersumber dari anggaran negara, terutama Dana Alokasi Khusus (DAK),” jelasnya.
Dia mengakui, anggaran perbaikan maupun pembangunan lanjutan sejumlah sekolah belum maksimal. Karena itu, pemerintah perlu membuat prioritas. “Bagi sekolah yang mengalami kerusakan berat, maka akan menjadi prioritas dalam perbaikan. Anggaran perbaikan dari APBD belum cukup, karena itu sumber dananya bisa dari pemerintah pusat atau bentuk CSR,” ujar Zulinto.
Sejak 2014 dan 2015 lanjut Zulinto, Pemkot Palembang melalui Disdikpora akan melakukan perbaikan bagi sekolah yang belum memiliki lapangan. “Tahun lalu kita sudah memperbaiki sembilan sekolah dasar negeri, namun anggarannya dari APBD. Adapun sembilan sekolah itu, yakni SD Negeri 3, SD Negeri 5, SD Negeri 90, SD Negeri 156, SD Negeri 236, SD Negeri 51, SD Negeri 105, SD Negeri 225, dan SD Negeri 241,” terangnya.
“Berdasarkan data Disdikpora, jumlah SD di Palembang mencapai 268 sekolah negeri, dan 86 sekolah swasta, sementara untuk MI berjumlah dua berstatus negeri dan 89 berstatus swasta. Ditambahkan Zulinto kondisi ruang kelas dengan kategori rusak berat masih ada yang belum dipebiaki.
“Tercatat, dari 268 SD sekitar 65% kondisi rusak, sementara 30% diantaranya kategori rusak berat. Jika dipersentasekan dengan jumlah sekolah, setidaknya ada sekitar 174 sekolah kondisi rusak dan 52 sekolah diantaranya rusak berat,” ujarnya.
Terkait hal itu, pihaknya kata Zulinto, akan kembali melakukan perbaikan hingga 2018 nanti. “Kami ingin bangunan sekolah seperti SDN 149 dan SDN 43,” tandasnya. Sedangkan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) , program perbaikan terhadap gedung sekolah SD juga dilakukan namun berapa yang diperbaiki tergantung besar anggarannya, yang salah satunya Dana Alokasi Khusus (DAK).
Kasi Program Dinas Pendidikan (Disdik) OI, Sayadi mengatakan, 2015 ini, Pemkab Ogan Ilir tidak mendapatkan kucuran DAK. Padahal masih banyak sekolah baik SDN, SMPN maupun SMAN yang memerlukan bantuan. “Perbaikan yang diperlukan menyangkut ruang kelas maupun mobile.
Secara detail, Sayadi tidak mengetahui jumlah SDN yang rusak di OI tapi pada 2015 ini, ada 3 SD Negeri yang mengajukan proposal untuk direhab tapu tahun-tahun sebelumnya juga masih banyak SD Negeri yang mengajukan untuk direhab. “Sebab bagi SDN yang mengajukan proposal untuk di rehab tahun ini, paling cepat direalisasikan tahun berikutnya,” ujarnya.
Untuk bahan masukan tambah Sayadi, saat ini ada 2 SD Negeri di Kabupaten OI yang mendesak untuk direhab karena kondisinya rusak berat yakni SDN 8 Rambang Kuang di Desa Tanjung Bulan dan SDN 16 di Kecamatan Pemulutan Selatan. Tapi persoalannya tahun ini tidak ada DAK maupun Bansos.
Kepala SDN 8 Rambang Kuang, Laituzzuhria yang sempat dihubungi membenarkan, bila kondisi fisik sekolahnya sangat memprihatinkan. “Selain plafon hancur, diinding sekolah retak-retak, lantai semennya banyak yang pecah serta tiang penyangga yang terbuat dari kayu banyak yang kropos,”jelas kepsek.
Sedangkan dari Kabupaten Banyuasin, masih kekurangan ruang belajar terutama untuk tingkat Sekolah Daasar (SD), baik itu untuk sekolah negeri maupun sekolah dasar tingkat swasta. Untuk saat ini Pemkab melalui Dinas Pendidikan telah mencatat kekurangan 3.903 ruang belajar. Demikian dikatakan Kepala Diknas Banyuasin Umar Usman melalui Kabid Program dan Pembangunan Sadiman.
Dia menambahkan, bangunan atau ruang kelas sekolah dasar khususnya yang mengalami kerusakan berjumlah 314 dari ruang belajar 3.903. Untuk tahun 2013 ruang kelas yang rusak berjumlah 512. “Artinya di tahun 2014 kerusakan menurun jadi 315, jadi sudah lebih 50 persen telah diperbaiki.
“Artinya dari jumlah tersebut hanya 10 persen saja yang masih rusak. Kerusakan itupun terbilang tidak terlalu parah, dibandingkan tahun lalu untuk dana kita berharap dari DAK,” ujar Sadiman. Dia menambahkan, untuk tahun 2015, Banyuasin tidak akan mendapat DAK untuk pemelihraan tingkat SD dari pusat. Hal ini disebabkan APK (Anggaran Partisipasi Dasar) sudah melampaui target 100 persen.(nik/din/far/rel)


Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

Twitter
Facebook
Google +

No Responses

  1. https://palembang-pos.com/
  2. https://dongengkopi.id/
  3. https://jabarqr.id/
  4. https://wartapenilai.id/
  5. https://isrymedia.id/
  6. https://onemoreindonesia.id/
  7. https://yoyic.id/
  8. https://beritaatpm.id/
  9. https://kricom.id/
  10. https://kongreskebudayaandesa.id/
  11. https://www.centre-luxembourg.com/
  12. https://jaknaker.id/
  13. pencaker.id
  14. https://www.rytonfederation.org/
  15. tradition-jouet.com
  16. agriculture-ataunipress.org
  17. eastgeography-ataunipress.org
  18. literature-ataunipress.org
  19. midwifery-ataunipress.org
  20. planningdesign-ataunipress.org
  21. socialsciences-ataunipress.org
  22. communication-ataunipress.org
  23. surdurulebiliryasamkongresi.org
  24. surdurulebilirkentselgelisimagi.org
  25. www.kittiesnpitties.org
  26. www.scholargeek.org
  27. addegro.org
  28. www.afatasi.org
  29. www.teslaworkersunited.org
  30. www.communitylutheranchurch.org
  31. www.cc4animals.org
  32. allinoneconferences.org
  33. upk2020.org
  34. greenville-textile-heritage-society.org
  35. www.hervelleroux.com
  36. crotonsushi.com
  37. trainingbyicli.com
  38. www.illustratorsillustrated.com
  39. www.ramona-poenaru.org
  40. esphm2018.org
  41. www.startupinnovation.org
  42. www.paulsplace.org
  43. www.assuredwomenswellness.com
  44. aelclicpathfinder.com
  45. linerconcept.com
  46. puspresnas.id
  47. ubahlaku.id
  48. al-waie.id
  49. pencaker.id
  50. bpmcenter.org
  51. borobudurmarathon.id
  52. festivalpanji.id
  53. painews.id
  54. quantumbook.id
  55. radlab.org
  56. hutanpapua.id
  57. bangkutaman.id
  58. rmolsorong.id
  59. investigasi.id
  60. www.transloka.id
  61. www.desbud.id
  62. allnews.id
  63. karangtanjung-desa.id