ANGKATAN 66 - Perekonomian yang masih sulit bangkit pada 2016 ini, membuat pengembang atau developer rumah elite beralih ke pembangunan rumah masyarakat berpengahasilan rendah (MBR).
Pasalnya, hingga saat ini, pihak pengembang masih percaya pada bisnis rumah MBR yang masih bisa bergerak dan eksis di tengah masih belum stabilnya perekonomian saat ini.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) REI Sumsel, Hariadi Benggawan mengatakan, penjualan pada perumahan komersil mengalami penurunan cukup signifikan mencapai 40 persen. dorongan melakukan promosi melalu expo 2016 diharapkan menjadi ladang bagi pengemnang untuk mencapai target penjualan.
“Kebutuhan perumahan di Sumsel 135 ribu, dan pasangan mudapun semakin bertumbuh setiap tahunnya, sehingga peluang untuk market property masih cukup luas. pasar property perumahan MBR nampaknya semakin bagus untuk pangsa pasar saat ini,” tuturnya.
Belum lagi lanjut Banggawan, adanya dukungan dari pemerintah mulai melaksanakan program subsidi untuk masyarakat umum berupa subsidi Rp 4 juta sehingga bisa dipergunakan untuk biaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), juga biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
“Peraturan ini sudah ada, tinggal dijalankan dan masyarakat umum sudah bisa menikmatinya, bukan hanya berlaku untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja,” jelasnya. Mengenai harga rumah MBR kata Banggawan diprediksikan akan naik menjadi Rp116 juta dari Rp110 juta. (nik)
Rumah masyarakat berpenghasilan rendah menjadi peluang bisnis manis bagi developer. F IST
No Responses