LUBUKLINGGAU - Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, geram terkait pemberitaan media soal pengerjaan proyek Masjid Agung, yang dinilai amburadul. Terlebih, tak ada konfirmasi kepada dirinya, termasuk soal tak pernah ngecek pelaksanaan pembangunan tersebut.
“Dibilang amburadul, dimananya disebut amburadul. Ngomong saya tak pernah turun mengecek,” ujar Nanan jengkel, dijumpai usai shalat Jumat, di Masjid Agung, kemarin.
Menurut Nanan, pembangunan Masjid Agung sudah dilaksanakan sesuai tahapan. Proses pembangunan tak bisa dilakukan serentak dan asal cepat. Diakuinya, kontrak pembangunan dimulai November 2013. Namun pengerjaan proyek diperkirakan menelan dana Rp 38 miliar ini, baru dilakukan Januari 2014. “Saat ini, dari Rp 38 miliar, baru Rp5,9 miliar dana yang dikucurkan,” tegas Nanan.
Untuk triwulan pertama, semua pondasi sudah dilakukan pengecoran. Setelah itu, dibutuhkan waktu 21 hari agar hasilnya bisa kering. Begitupun lahan Lapangan Merdeka, setelah ditimbun harus dibiarkan dulu agar tanahnya padat. “Tidak bisa asal cepat, tapi harus ada proses, kalau sudah dicor dibiarkan dulu nunggu kering,” ujar Nanan.
Diakui Nanan, saat ini tenaga kerja yang digunakan masih tenaga kerja kasar. Memang belum dibutuhkan tenaga ahli. “Nanti kalau sudah masang kubah, masang air mancur, baru membutuhkan tenga kerja ahli,” jelasnya.
Dikatakan Nanan, pihaknya optimis, waktu pengerjaan proyek dapat selesai sesuai target. “Proyek multi years ini, ditargetkan selesai Desember 2014. Kita ingin cepat, tapi kalau kurang dari satu tahun proyek ini jadi bermasalah juga,” ujar Nanan.
Sementara, Ketua Pansus III DPRD Lubuklinggau, Taufik Siswanto, menyatakan pihaknya hanya melakukan tugas sesuai pokok dan fungsi (tupoksi) dewan, yakni melakukan pengawasan. Kendati pemberitaan membuat Walikota berang, namun pihaknya tetap melaksanakan tupoksi.
“Kami hanya menjalankan tupoksi sebagai dewan melakukan pengawasan. Silakan saja Pemerintah mau ngomong apa. Tapi apa yang kami lakukan sesuai tupoksi kami,” tegas Taufik.(yat)
No Responses