LAHAT -
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat menurun tim ke pemukiman warga Desa Arahan, Kecamatan Merapi, mengambil sampel air sumur yang diduga tercemar aktifitas bongkar muat batubara di Stasiun Banjarsari.
Namun belum diketahui hasil pemeriksaan yang dilakukan Rabu (1/8/18) itu, lantaran masih menunggu uji laboratorium. “Secara kasat mata dampak debu aktifitas angkutan batubara memang ada. Untuk pencemaran diteliti melalui sampel yang diambil,” kata Kepala DLH Lahat, Ir Misri.
Kepada perusahaan diimbau agar angkutan batubara yang keluar stokfile dibersihkan terlebih dahulu, disertai penyemprotan menggunakan air, sisa batubara tercecer dipinggir jalan, supaya diambil dan dimasukkan dalam karung.
Terpisah, Kepala Laboratorium DLH Lahat, Edi Suroso menyatakan, kualitas air sumur warga, bisa saja tercemar dari batubara yang jatuh ke jalan, berpotensi menjadi debu. “Dan truk harus dibersihkan terlebih dahulu, baru keluar dari areal penambangan ataupun stokfile batubara,” pungkasnya.
Pemeriksaan tim DLH ini sebagai buntut aksi yang digelar ratusan ibu rumah tangga, yang merupakan warga Desa Arahan, yang merasa menjadi korban debu yang dihasilkan bongkar muat. Bahkan, dalam aksi yang digelar sejak Kamis (26/7/18) hingga Sabtu (28/7/18) itu, warga menyatakan air sumur mereka sudah Menghitam. (rif)
No Responses