PANGKALAN BALAI – Kasus pembantaian Tasir dan keluarganya, direka ulang penyidik Polres Banyuasin, Selasa (31/05). Dengan mempertimbangkan keamanan, maka reka ulang digelar di halaman Mapolres Banyuasin. Dalam reka ulang dengan 100 adegan itu, penyidik menghadirkan kelima tersangka pembantaian.
Kelima tersangka itu, Nendi Mulyana (17), yang ditembak di kaki kirinya, Purwanto alias Encep (22), Abdul Kohar (19), ketiganya warga Tirta Kencana, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin. Kemudian, tersangka Uuk Nur Indra alias Uuk (19), warga Kecamatan Makarti Jaya, serta dalam pembantaian Agus Mubarok (47), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, yang dihadiahi timah panas di kedua kakinya.
Adegan rekontruksi dimulai sore harinya, Selasa (10/05) lalu, Agus Mubarok sudah merencanakan pembantaian Tasir dan keluarganya, yang merupakan warga Jalur 16, Desa Indrapura, Banyuasin. Kemudian, Agus mengajak Purwanto alias Encep, yang boncengan dengan Nendi, mengendarai motor Suzuki SR merah tanpa pelat, dimana Nendi membawa 5 batang kayu.
‘’Kayu itu Nendi yang bawa, sudah dicat warna merah, dan diruncingi bagian depannya. Supaya kalau ada yang curiga, kayu itu akan dipakai untuk mematok tanah,” ungkap Mubarok sambil berjalan pincang dan terseok-seok ini.
Kemudian menyusul tersangka Abdul Kohar alias Adul, mengendarai motor Suzuki Ninja warna putih hijau muda, bersama pelaku Uuk, mereka mendatangi rumah Agus Mubarok. Tidak lama berselang, mereka berangkat menuju lokasi alias kediaman Tasir. Dimana tersangka Uuk Nur Indra, dan Agus Mubarok berboncengan motor Yamaha Vega Nopol BG 2771 PL warna biru.
Pada adegan ke-12, Mubarok sempat memberikan uang Rp 150 ribu, untuk membeli tali rapiah, dan terpal, kemudian dibawa di tas Mubarok. Saat di jalan, para pelaku sempat kehabisan bensin, dan melaju ke arah Jembatan 6.
Pada adegan ke-29, para pelaku sempat memesan bakso di warung. Namun bakso habis, hingga mereka makan nasi goreng dan mie goreng. Dari situ mereka bergerak lagi, dan diadegan 34, komplotan ini berhenti di jalan, nongkrong sambil minum bir 2 botol yang dioplos kratingdaeng 2 botol. Di sinilah Mubarok menjelaskan aksinya, agar keempat pelaku bayarannya itu menghabisi keluarga Tasir, dengan tujuan mengambil uang penjualan tanah senilai Rp 150 juta.
Puncaknya pada adegan 45, Mubarok sempat mengetuk pintu rumah Tasir. Dimana, korban Kartini (Anak Tasir), yang langsung keluar rumah, kemudian dibuntuti pelaku Encep. Sebanyak 4 kali Encep mukul Kartini pakai kayu, hingga tewas. Ternyata pelaku Encep sempat menangis, menyesali tindakan kejinya, setelah membunuh Kartini.
Di sesi ke- 46, di dalam rumah, korban Roipah, Tasir, dan kedua cucunya Winarti, dan Apriyani, sempat ngobrol dengan tersangka Agus Mubarok, hingga terjadilah pertengkaran. Puncak emosinya, tiba-tiba pelaku Uuk memukul korban Tasir sampai tewas.
Giliran pelaku Mubarok yang membunuh Roipah. Sedangkan Nendi membunuh Winarti, dan Adul membunuh Apriyani. Diadengan 55, usai membunuh para korbn, Mubarok menyuruh pelaku Nendi, Adul, bersama Uuk, untuk mencari uang Tasir di dalam lemari, namun nihil hasilnya.
Selanjutnya pelaku Mubarok memegang kaki, dan Encep megang tangan, mengangkat jasad Kartini dimasukkan ke dalam karung. Tampak pada adegan 63, para korban dikarungi semuanya. Lantas Pelaku Mubarok dan Purwanto alias Encep, membawa jasad Roipah dan Winarti dalam karung dengan sepeda motor.
Sedangkan pelaku Adul dan Nendi membawa karung korban Tasir dan Apriyani, serta Kartini. Adegan 70 dan 75, sebelum jasad para korban dibuang, karung diisi pasir terlebih dulu. Adegan 80, 3 mayat dimasukkan ke dalam terpal, dibuang ke sungai. Baru 2 mayat lagi, juga dilempar ke sungai. Selanjutnya para pelaku kabur, hingga ditangkap secara bergiliran.
Pantauan Palembang Pos, tampak para pelaku kelelahan dan ngos-ngosan saat menjalani reka ulang sebanyak 100 adegan tersebut. Namun reka ulang berjalan tertib, hingga semua pelaku digiring kembali ke penjara.
Kapolres Banyuasian AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo SIk, didampingi Kasat Reskrim AKP Agus Sunandar, dan Kanit Pidum Iptu Sugeng S SH membenarkan pihaknya telah melakukan reka ulang di halaman Mapolres Banyuasin tersebut.
“Melelahkan sekali. Bayangkan, selama pengungkapan 10 hari di perairan. Ini ditambah 100 sesi reka ulang, makanya kita ingin lengkap. Mereka dijerat pasal perencanaan pembunuhan. Ancaman pasal 338 KUHP dan 340 KUHP, dan UU perlindungan anak, dengan ancaman hukuman mati atau minimal seumur hidup,” tegas Kasat Reskrim.
Diberitakan sebelumnya, sejak Jumat (13/05), hingga Senin (16/05), lima mayat dalam karung ditemukan di perairan Muara Sugihan, Banyuasin, dan Muara Air Sugihan, OKI. Kelima mayat itu ternyata satu keluarga, yakni Tasir, beserta istrinya Roipah, anaknya Kartini Kusriah, serta kedua cucunya Winarti, dan Ariyani alias Yani.
Tasir yang pertama kali ditemukan di Sungai terbungkus karung. Kemudian Sabtu (14/5) siang, ditemukan juga cucunya bernama Winarti (14). Winarti ditemukan dengan kondisi tercabik-cabik, dimana tangan dan kakinya hilang diduga dimakan buaya selama dibuang ke sungai.
Sedangkan Roipah istri Tasir, ditemukan juga di hari pertama terbungkus karung, juga dengan kondisi mengenaskan. Menyusul cucu Tasir atas nama Ariyani (6), ditemukan pada Minggu (15/5) siang. Terakhir, pada Senin (16/05), ditemukan jasad anak Tasir bernama Kartini, juga dalam kondisi dikarungi.
Motifnya masalah jual beli tanah. Selang beberapa hari setelah kejadian, satu persatu tersangkanya diamankan polisi. Awalnya, tim gabungan Polda Sumsel, Polres Banyuasin, Polair Banyuasin, dan Polsek Makarti, menangkapan tiga dari empat eksekutor pembunuhan sadis tersebut.
Salah satu tersangka yang dibekuk, Nendi Mulyana (17), nomor 11, diterjang timah panas di kaki kirinya. Dua tersangka lagi, Purwanto (22), dan Abdul Kohar (19). Ketiga eksekutor pembantaian ini semuanya warga Desa Tirta Kencana, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin.
Dimana pelaku Abdul Kohar ditangkap Kamis (19/5), sekitar pukul 12.00 WIB, di Makarti Jaya. Menyusul kedua pelaku lagi Purwanto dan Nendi Mulyana, diringkus Sabtu sore (20/5), di Kecamatan Makarti Jaya, dan Sungai Kelambu, Banyuasin. Terakhir, polisi membekuk dalang pembantaian tersebut, yakni Agus Mubarok, di Cikarang, Bekasi, Jabar. Terakhir, tersangka Uuk diamankan, setelah menyerahkan diri ke Mapolres Prabumulih, Selasa malam (24/05). (adi)
No Responses