PALEMBANG- Mahalnya harga jual telur ayam membuat pedagang kecewa, padalnya penjualan telur alami penurunan drastis mencapai 50 persen lebih. Pasalnya, masyarakat sudah mulai menekan konsumsi telur sejak adanya lonjakan harga.
Seperti yang dikatakan Irma warga Plaju ini menuturkan, sejak satu pekan belakangan dia berhenti membelil telur untuk kebutuhan konsumsi anak. ‘Saya alihkan ke menu lainnya,” papar Irma.
Sementara itu pantaian Koran ini dibeberapa pasar tradisional seperti pasar Satelir Perumnas Sako, harga telur ayam sudah Rp 26- Rp 27 ribu/ kg. sebelumnya harga telur ayam Rp 20 ribu/ kg. “Harganya berngsur naik, sebenarnya stabil harga telur di tahun ini adalah Rp 17 ribu/kg, terus naik hinga saat ini,” terang Rahmat pedagang telur pasar Satelit Perumnas Sako.
Hal yang sama di pasar Yada Palembang, Soleh pedagang telur ayam dipasar tersebut menuturkan, pedagang telur berharap pemerintah dapat memberikan soulsi akan kenaikan harga telur. “Tentu kita rasakan imbasnya akibat naiknya harga telur ayam ini, karena pembeli sudah mulai sepi. Bisa dikatakan lebih dari 50 persen menurutnya pembeli telur,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Unggas USmsel, Ismail menuturkan, kenaikan harga telur ayam disebabkan oleh cuaca yang menyebabkan kondisi kesehatan ayam petelur tidak baik. “Produksi ayam petelur menurun, sehingga stok ayam sedikit. Inilah yang menyebabkan harga telur ayam naik,’ papar Ismail.
Dia menegaskan, adanya berita akan kenaikan telur ayam tidak berhubung langsung dengan naiknya panak ternak. “Lebih pada karena gangguan kesehatans aja, dan beberapa faktor lain salah satunya cuaca ,” tutupnya. (nik)
No Responses