PALEMBANG - Mega proyek Light Rail Transit (LRT) yang saat ini dibangun di Sumatera Selatan (Sumsel) tepatnya di Kota Palembang ditargetkan selesai pada 2017 akhir, karena itu pengerjaan LRT tak boleh dihambat. Usai Idul Fitri, proses pengerjaan bakal dipasang gerder untuk penghubung antara satu tiang struktur bangunan bawah satu dan tiang yang lain.
“Selain itu, pemasangan tiang pancang untuk Jembatan LRT di atas Sungai Musi. Jembatan untuk jalur LRT ini akan selaras tingginya dengan Jembatan Ampera Palembang. Saat ini, kami melakukan identifikasi kedalaman Sungai Musi dan menunggu peralatan dari pusat,” ungkap Sekretaris Project Management Unit LRT Sumel, Wahidin, didampingi Kepala Bidang (Kabid) LLAJ dan Perkeretaapian Dishubkominfo Sumsel, Sudirman, kemarin.
Menurut dia, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan atau LRT di Sumsel, serta Perpres Nomor 3 tahun 2016 tentang pelaksanaan proyek strategis nasional.
“Perpres Nomor 3 tahun 2016 ini dikeluarkan Presiden pada tanggal 8 Januari yang lalu dan diundang-undangkan pada tanggal 12 Januari,” kata dia.
Dijelaskannya, dua Perpres ini yang digunakan sebagai pedoman dari pembangunan LRT di Sumsel dan belum ada Perpres baru yang dibuat oleh Presiden terkait dengan LRT dan lain sebagainya. “Jadi yang terbaru saat ini Perpres 3 tahun 2016,” terangnya.
Dijelaskannya, dalam Perpres Nomor 3 tahun 2016 ini salah satunya menjelaskan penyelesaian permasalahan dan hambatan. Jika bersifat mendesak untuk kepentingan dan kemanfaatan umum serta pelayanan public, maka menteri/kepala lembaga gubernur dan bupati/walikota dapat mengambil diskresi sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik berdasarkan alasan yang objektif tidak menimbulkan konflik kepentingan dan dilakukan dengan iktikad baik serta memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang administrasi pemerintahan.
“Jadi jika ada yang mengklaim bahwa ada tanah milik warga yang digunakan, maka akan ditempuh secara jalur hukum namun pembangunan akan tetap dilakukan,” tegasnya.
Dirinya juga menambahkan bersamaan dikeluarkannya Perpres Nomor 3 tahun 2016 tersebut, Presiden RI juga mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) terkait percepatan proyek strategis nasional ini. Dalam Inpres ini sendiri Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diminta untuk mengawasi proyek tersebut agar tidak menyebabkan kerugian negara.
“Jadi setiap dikeluarkannya dana dicek terlebih dahulu oleh pihak BPKP agar sesuai dengan apa yang dilakukan. Jadi jangan beranggapan bahwa proyek LRT ini hanya menghabiskan uang negara, karena ini proyek diawasi langsung BPKP,” terangnya.
Meskipun Perpres Nomor 3 tahun 2016 ini yang terbaru tapi tetap Perpres Nomor 116 tahun 2015 itu digunakan. Wahidin juga menambahkan, dalam Perpres Nomor 3 tahun 2016 ini belum spesifik untuk LRT karena membahas tentang proyek strategis nasional, dimana dalam Perpres tersebut ada 14 proyek strategis nasional yang dibangun di Sumsel.
“Seperti pengembangan Tanjung Api Api (TAA), Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal-Betung) dan beberapa proyek lainnya,” tambahnya.
Untuk Perpres yang mengatur spesifik LRT baik itu kontrak dengan Waskita saat ini belum dikeluarkan. Kontrak ini sangat ditunggu oleh PT Waskita Karya untuk mengerjakan multiyears contract selama tiga tahun yakni 2016-2018 dari APBN sebesar Rp 11,49 triliun guna konstruksi dan supervisi.
Sebenarnya, sambung Wahidin, kontrak ini sebenarnya sudah ada schedule-nya. Namun, lantaran LRT ini merupakan teknologi baru di Indonesia, jadi perlu diperhitungkan terlebih dahulu semua kesiapannya. ”Informasi yang kami terima, insya allah bulan ini kontrak sudah keluar. Tapi apapun itu, proyek pembangunan LRT tetap berjalan,” jelasnya.
Selain kontrak, juga akan ada penjelasan terkait sarana dan prasarana untuk LRT setelah bangunan LRT selesai. Wahidin menyebutkan, dalam Perpres baru itu juga akan disebutkan sarana dan prasarana LRT akan dilelang oleh PT Kereta Api Indonesia. Sementara juga ada penjelasan bahwa Dipo LRT yang berada di Jakabaring juga akan terintegrasi dan dibangun oleh PT Waskita Karya.
“Saat ini progres LRT 8,57 persen untuk struktur bangunan bawah. Sesuai target Gubernur Sumsel dan Waskita Karya, pada akhir tahun ini diharap bisa capai 37 persen,” pungkas Wahidin.(ety)
No Responses