INDERALAYA - Siswa SMP Negeri 3 Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang berlokasi di Desa Simpang Pelabuhan terpaksa diliburkan sejak sepekan terakhir, karena akses jalan menuju sekolah tersebut digenangi air cukup besar. Alternatifnya para siswa diharuskan belajar di rumah masing-masing.
Kepala SMP Negeri 3 Pemulutan Hamzah SAg ketika dikonfirmasi kemarin membenarkan bila siswanya terpaksa diliburkan sementara, karena faktor banjir. Akses jalan menuju sekolah tidak bisa dilewati karena kedalaman air mencapai satu meter, sementara di dalam kelas terendam air mencapai 10 cm.
Hamzah menjelaskan, bangunan SMP N 3 Pemulutan ini berdiri diatas tanah rawa rawa pada tahun 2006 yang berlokasi di desa Simpang Pelabuhan Dalam dan pada tahun 2007 mulai ditempati. Sampai saat ini jumlah siswa yang belajar sebanyak 150 orang.
Diakui Hamzah, banjir yang dialami SMP N 3 Pemulutan ini sudah menjadi rutinitas tahunan. Namun untuk tahun 2018 ketinggian air lebih meningkat dari tahun sebelumnya. ” Memang setiap tahun SMPN 3 ini kebanjiran, tapi tahun ini banjirnya lebih tinggi” ujar Hamzah sembari mengaku baru dua bulan terakhir menjabat kepala sekolah di SMPN 3 Pemulutan.
Saat disinggung bagaimana persiapan pelaksanaan Ujian bila air belum surut, menurut Hamzah, pihaknya sudah melaporkan ke Dikbud masalah kondisi sekolah. Namun alternatifnya ujian harus tetap dilaksanakan, makanya pihak sekolah akan mencari lokasi tanah kosong yang tidak jauh dari SMP 3 untuk dijadikan tempat ujian. “Kalau memang banjir masih tinggi, untuk pelaksanaan ujian kami akan memasang tenda menumpang ditanah kosong yang tidak jauh dari lokasi sekolah”, tutur Hamzah.
Hamzah juga mengatakan, pihaknya setiap dua hari sekali memantau ketinggian air di badan jalan menuju sekolah dan situasi sekolah. “kalau memungkinkan jalan bisa dilewati dan kelas bisa dipakai, kami akan segera menempati sekolah kembali,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Ogan Ilir Islah Qori saat dikonfirmasi mengaku belum ada laporan tentang SMPN 3 Pemulutan diliburkan karena banjir. “Secara resmi belum ada laporan, baik dari kepala sekolahnya atau Kacabdin. Namun bila di dalam kelas masih memungkinkan untuk belajar, maka sekolah tersebut tidak harus diliburkan,” kata Islah Qori. (din)
No Responses