LAHAT - Jembatan permanen yang dibangun menghubungkan Kecamatan Gumay Ulu dengan Kecamatan Tanjung Tebat, belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat. Selain akses jalan masih tanah, pembangunan jembatan juga terkesan belum selesai. Padahal jembatan yang dibangun menggunakan APBD Provinsi Sumsel itu telah menghabiskan dana Rp 21 miliar.Tiang penyangga jembatan yang dibangun hanya satu tiang, yakni satu sisi saja. Sehingga kekuatan jembatan sangat dikhawatirkan, apalagi jembatan dibangun di atas Sungai Lematang.
“Pertanyaan kami, sudah selesai apa belum jembatan ini dibangun. Kalau sudah selesai, mengapa cuma ada satu tiang saja, kayu-kayu penyangga membantu pembangunan masih dibiarkan,” ungkapnya Kades Lubuk Selo, Kecamatan Gumay Ulu, Tabran.Menurutnya, jembatan yang dibangun di wilayah desanya itu, sangat diharapkan warga Gumay Ulu, untuk memangkas jarak ke pusat perekonomian Kecamatan Tanjung Tebat. Selama ini warga yang bermukim di Kecamatan Gumay Ulu, harus mengeluarkan uang lebih untuk ongkos menuju pusat perekonomian.
“Harapan kami dengan pembangunan jembatan itu, mempermudah membawa hasil pertanian. Kenyataan jembatan sudah ada, jalan masih tanah, saat hujan tidak dapat lewat, posisi jembatan berada diturunan dan tanjakan yang curam,” ujarnya.
Pembangunan jembatan itu juga diharapkan memangkas jarak tempuh Lahat-Pagaralam 20 kilometer. Jika sebelumnya butuh 1 jam 30 menit untuk ke Lahat atau sebaliknya, kedepan cukup 1 jam. Anggaran sebesar Rp 21 miliar dari APBD Sumsel yang dikucurkan, untuk dua tahapan pembangunan, masing-masing tahapan pertama sebesar Rp 11 miliar, yakni pembangunan pondasi dan tiang jembatan, dan tahapan kedua tahun 2016, sebesar Rp 10 miliar. (rif)
No Responses