BERLIN - Jelang final Liga Champions 2015 di Stadion Olimpiade, Berlin, akhir pekan ini, Barcelona jauh diunggulkan dibanding calon lawannya, Juventus. Namun prediksi tersebut tak membuat punggawa Barcelona jumawa. Bahkan mereka lebih hati-hati karena calon lawannya justru bisa tampil jauh lebih bagus karena tanpa beban. Salah satunya adalah Neymar. Satu dari trio lini depan itu sama sekali tidak memandang Juventus dengan sebelah mata. Penyerang Barcelona itu menilai laga final Liga Champions melawan Juve akan jadi pertandingan paling berat untuk timnya.
Lebih jauh, kapten Timnas Brazil itu menilai Bianconeri -julukan Juventus- adalah tim hebat. Karenanya, Neymar pun memperkirakan laga final nanti akan sangat sulit untuk Barca. ”Kami tahu Juventus. Mereka adalah tim hebat dan tidak tembus ke final karena kebetulan. Ini akan jadi laga sulit dan kami harus ada dalam kondisi terbaik,” ujar Neymar seperti dilaporkan Mundo Deportivo dan dikutip Football Espana.
Meski sesulit apapun, akan tetap dituntaskan dengan memenangkan pertandingan karena Piala Champions akan memberikan treble winner bagi Blaugrana -julukan Barcelona. ”Saya pikir pertandingan melawan Juventus akan jadi yang paling sulit di musim ini. Saya ingin membuat sejarah dan kami sangat dekat,” lanjutnya.
Neymar punya nazar kalau Barca jadi juara Liga Champions. Pemain asal Brasil itu akan mengganti warna rambutnya. ”Kalau kami juara, saya akan mengecat rambut menjadi pirang, bersama teman-teman saya,” kata Neymar berjanji.
Xavi v Buffon
Laga leg kedua perempat final Liga Champions musim 2002-2003, merupakan pertemuan terakhir Barcelona versus Juventus di pentas Eropa. Sekaligus kenangan pahit bagi Xavi Hernandez. Saat itu, Juve sukses mengeliminasi Barcelona dengan agregat 3-2. Leg pertama di Turin kedua tim hanya bermain imbang 1-1. Skor sama terjadi saat bentrok pada leg kedua di Camp Nou, sehingga agregat menjadi 2-2. Juve akhirnya lolos setelah Marcelo Zalayeta berhasil mencetak gol penentu kemenangan di masa perpanjangan waktu.
Nah, dari seluruh punggawa Juve dan Barca yang tampil dalam bentrok di perempat final 12 tahun silam, hanya Xavi (Barca) dan kiper Juve Gianluigi Buffon lah yang masih tersisa di skuad kedua finalis musim ini. Sebetulnya, masih ada satu lagi skuad Barca 12 tahun silam yang masih tersisa di final tahun ini. Dia adalah Luis Enrique. Namun, Enrique yang saat itu menjadi kapten Barca, saat ini sudah naik pangkat menjadi pelatih.
Xavi mengaku masih ingat betul momen pertemuan melawan Juve 12 tahun silam. Maklum, gol Xavi ke ke gawang Buffon pada leg kedua di Camp Nou saat itu, nyaris meloloskan tim Catalan tersebut ke semifinal. ”Kami nyaris ke semifinal. Tapi, Juve saat itu memang sangat kuat,” kenang Xavi seperti dikutip Mundo Deportivo.
Xavi punya kans untuk kembali menaklukkan Buffon pada final nanti. Sebab, setelah Andres Iniesta dibekap cedera betis dan kemungkinan absen di final, maka Xavi lah yang bakal menggantikan perannya. Xavi sendiri sangat berharap bisa menutup lembaran karirnya di Barca dengan meraih trofi Liga Champions.
”Tak masalah apakah saya bermain sebagai starter atau cadangan. Bagiku, bermain di laga terakhir Barca di final Liga Champions adalah momen yang spesial,” papar pemain 35 tahun itu.
Buffon juga punya ambisi yang tak kalah tingginya. Maklum, selama 14 musim di Juve, dia belum pernah menikmati gelar Liga Chamnpions. ”Ini adalah impian terbesar dalam karirku. Kami tentu sangat respek pada Barcelona. Tapi, saya sangat mengimpikan gelar ini (Liga Champions),” kata Buffon kepada Daily Mail. (har/bas)
No Responses