BANYUASIN - Meningkatnya serangan babi hutan mengakibatkan kerusakan tanaman sawit milik warga Desa Sungai Rengit, Banyuasin.
Kini warga mulai gelisah, soalnya kebun yang diharapkan tabungan masa depan itu, pupus sudah dirusak babi.
Warga mulai kewalahan menghadapi hama babi. Sehingga berharap ada bantuan dari Pemerintah mengatasinya.
Menurut Ateng (39) warga setempat, penyebab serangan babi imbas dari hutan diseberang perkebunan habis sudah dibabat perusahaan perkebunan sawit.
Akibatnya, babi yang kehilangan habibat aslinya masuk kebun bahkan perkarangan warga.
Diduga, babi hutan yang kehilangan habitatnya ini, menjadi kelaparan. Pasalnya, sebelum hilangnya kawasan hutan, serangan babi tak separah ini.
“Wah puluhan batang sawit rusak. Sudah kami tanggulangi tapi masih kewalahan. Jika dibiarkan, sawit kami bisa mati, panen kami bisa gagal,” ungkapnya.
Untuk mengusir gerombolan babi, warga menggunakan cara lama dan tidak efektif.
Begitu Sularso (34), dibuat pusing bukan kepalang. Banyak kerugian, untuk bibit sawit unggul harganya Rp 40 ribu. Ada ratusan batang yang ditanah dirusak semua harus diganti.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Banyuasin, Syuhadak Aadjiz melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Danul mengatakan, tahun ini, pihaknya belum ada rencana pengadaan alat perangkap babi.
“Permintaan atau proposal dari masyarakat juga belum ada. Jadi mekanismenya silakan mengajukan proposal. Nanti kita anggarkan tahun depan,” ujarnya.
Danu juga mengatakan, perangkap babi yang dibutuhkan warga seperti lapon, jaring dan tombak biasanya diperlukan warga.
“Kita cari perangkap yang sesuai dibutuhkan. Makanya, kalau ada pengajuan baru bisa, jangan sampai kita keluarkan tak sesuai dibutuhkan petani,” timpalnya. (adi)
No Responses