MARTAPURA - Disperindag OKU Timur lakukan operasi pasar (OP) terkait kelangkaan gas Elpiji 3 kilogram. Ini dilakukan karena kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah Kecamatan Martapura ini. OP tersebut disambut warga dengan berbondong-bondong mendatangi mobil truk yang membawa gas melon bersubsidi, Selasa (02/5).Mereka rela antre berjam-jam untuk mendapakan gas tersebut. Dalam operasi pasar tabung gas ini disiapkan sekitar 1120 tabung gas elpiji 3 kg dengan harga sebesar Rp16.500. Pembelianpun dibatasi maksimal dua tabung dan harus menunjukkan KTP.
“Mohon maaf siapkan uang Rp16.500 per tabung dan antre yang tertib ya,” ujar salah seorang petugas dari Kecamatan Martapura Kabupaten OKUT, Selasa (2/5).Aryati, salah seorang warga Desa Cidawang mengatakan, sejak satu pekan terakhir gas melon tersebut langka. Bila gas tersebut tersedia, harganya jauh dari yang ditentuan pemerintah sebesar Rp15.500 per tabung. “Harganya sudah sampai Rp25 ribu per tabungnya,” ujarnya.Warga lainnya, Nasrul mengaku harus mencari 3 kilogram ke luar wilayah. “Ya beruntung ini ada operasi pasar gas elpiji tiga kilogram. Dapat harga murah,” ucap dia.
Nasrul berharap, merespon kelangkaan gas ini, pemerintah diminta tak hanya memberikan solusi sementara dengan menggelar operasi pasar. Namun, warga meminta untuk kedepannya tak lagi kesulitan mendapatkan gas melon.Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sri Inarsih mengatakan, operasi pasar gas tiga kilogram ini tidak saja dilakukan di Martapura, namun juga di kecamatan lain.”Operasi ini sifatnya sementara untuk mengurangi kelangkaan di Kecamatan Martapura,kita juga liat keadaan apabila daerah lain membutuhkan maka kita siap untuk OP gas didaerah tersebut,” jelasnya.
Terkait kelangkaan yang terjadi di Martapura Sri mengatakan sebenarnya tabung melon bersubsidi diperuntukan bagi keluarga yang kurang mampu, namun prateknya dilapangan masih banyak keluarga yang mampu dan pengusaha makanan memakai gas tersebut. Itulah penyebabnya langka di Martapura. Sementara didaerah kecamatan lain tidak mengalami kelangkaan. “Kami ingin menindak pengusaha nakal namun belum ada aturan dari pertamina untuk menindak pengusaha yang nakal tersebut. Jadi kami masih melakukan himbaun saja kepada pengusaha atau keluarga mampu agar jangan mengunakan gas melon yang bersubsidi,” pungkasnya. (Cw07)
Related Posts
Hanya Tinggal Puing-puing (Penyebab Kebakaran Belum Diketahui)
Aktivitas Warga Pulau Rimau Lumpuh (Kondisi Jalan Penghubung Memprihatinkan)
Bupati OKI Copot Direktur RSUD Kayuagung (179 Pejabat Dirolling)
Wako Pagaralam : Komunitas Dorong Kemajuan Pariwisata (Moge ‘Serbu’ Pagaralam)
Prihatin! Jalan Desa Sukajadi Bak Kubangan Kerbau
No Responses