PALEMBANG- Pembangunan pompa pengendali banjir dan pintu air di muara Sungai Bendung, hingga saat ini terus berjalan. Namun, masih terkendala masalah lahan karena masih ada enam bangunan lagi yang belum sepakat ganti rugi. Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, pihaknya terus berupaya agar warga tersebut mau diganti untung. “Kita akan terus lakukan pendekatan. Karena ini sebenarnya bukan Pemkot yang menentukan harga tanah dan bangunan. Itu sudah ditetapkan oleh KJPP. Dan harganya sudah layak, karena itu kita bukan sebut ganti rugi lagi tapi ganti untung,” kata Finda.
Finda menambahkan, pembangunan pintu air dan rumah pompa ini sendiri harus selesai tahun depan. “Kalau sudah selesai, Insya Allah bisa mengurangi genangan air jika hujan deras terjadi, khususnya di daerah yang dialiri Sungai Bendung,” beber dia.
Sementara Asisten II Setda Kota Palembang, Dharma Budhy mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan pemilik bangunan tersebut. Namun, jika tetap tidak ditemui titik terang maka kemungkinan akan diselesaikan ke pengadilan. “Kita harapkan itu tidak terjadi. Karena, pembangunan rumah pompa ini sangat penting,” bebernya.
Budhy menjelaskan, nanti akan ada 6 unit pompa dengan kapasitas 18 meter kubik. Dipilih lokasi Sungai Bendung, karena sungai dengan panjang 5,5 km ini merupakan salah satu sungai utama yang bermuara di Sungai Musi.
“Jadi nanti pompa akan berfungsi jika permukaan air Sungai Musi tinggi maka pintu air akan ditutup. Nah, air yang dari dalam kota akan dipompa ke dalam kolam buatan sehingga air tersebut tidak mengalir keluar dan menjadi genangan,” bebernya.
Budhy menambahkan, ketinggian rata-rata lahan DAS Bendung adalah sekitar +2,0 meter sampai +18,0 meter. Selama ini, untuk mereduksi banjir di DAS Bendung, pemerintah sudah membangun bangunan pengendali banjir berupa kolam retensi, seperti di Sukabangun, Pola, Talang Aman dan Ario Kemuning. Kemudian ada juga tanggul sungai dan bangunan pompa estafet.
“Kalau ditambah dengan pompa pengendali banjir di Sub DAS Bendung, maka ini bisa mengurangi genangan 80 persen dari total luas genangan yang terjadi serta menurunkan genangan dari 8 jam menjadi 2 jam,” tukasnya. (ika)
No Responses