PALEMBANG - Terdakwa Siska Nopriana (23) yang menganiaya putra kandungnya Bryan Aditya (4) hingga tewas, kembali duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri (PN) Palembang, kemarin. Majelis hakim yang diketuai Eliwarti SH MH, menjatuhkan vonis 16 tahun penjara terhadap ibu rumah tangga kejam ini.Siska sedari awal persidangan hanya tertunduk lesu. Dia hanya pasrah mendengar ketukan palu terakhir majelis hakim.
Dalam amar putusannya majelis hakim menyatakan Siska terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan hingga menyebabkan putranya meninggal dunia. Sedangkan hal yang meringankan, terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya. “Majelis hakim memutuskan terdakwa bersalah telah menghilangkan nyawa putra kandungnya sendiri. Maka menjatuhkan vonis 16 tahun,” tegas Eliwarti. Usai mendengarkan putusan, majelis hakim menyarankan terdakwa untuk mengajukan banding atau pikir-pikir. Setelah berkonsultasi sebentar dengan penasihat hukumnya, Siska masih terlihat ragu menyatakan menerima. “Menerima yang mulia,” ujar Siska.
Sementara JPU Hendra, selepas putusan mengatakan pikir-pikir menanggapi vonis majelis hakim. Pasalnya tuntutan JPU Hendra Fabianto menuntut warga Siring Agung, Kecamatan Ilir Barat I, 20 tahun penjara. Setelah terdakwa dinilai terbukti bersalah melakukan kekerasan terhadap anak hingga mati yang dilakukan orangtuanya sebagaimana diatur dalam pasal 76C Jo pasal 80 ayat (4) UU No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam dakwaan kesatu primair.
Hasil pemeriksaan psikolog, terdakwa Siska tidak ditemukan gangguan jiwa. Berdasarkan fakta persidangan, kejadian berawal saat terdakwa mendatangi Polresta Palembang guna melaporkan KDRT yang dilakukan suaminya. Namun setelah didesak petugas Polresta Palembang, Siska akhirnya menceritakan jika dirinya telah menganiaya anak kandungnya bernama Bryan Aditya (4) hingga tewas. Mendengar pengakuan tersebut, petugas langsung pergi ke rumah kontrakan (TKP) terdakwa dan menemukan korban sudah terbaring di atas kasur dalam posisi menyamping dan tidak bernyawa lagi. Setelah diperiksa, pada tubuh korban terdapat luka lebam, luka gigitan, dan luka cubitan yang belakangan diketahui dilakukan oleh terdakwa. (adi)
No Responses