TAA, Palembang Pos.-
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) 3 Kg yang terletak di Jalan Tanjung Api-api milik PT Sriwijaya Bumi Sejahtera (SBS) setiap harinya, mampu memproduksi sekitar 20 ribu tabung gas/hari dengan memakai 60 ribu kg gas yang disiapkan di dua tangki penimbun yang didapat dari Pulau Layang.
Manager PT Sriwijaya Bumi Sejahtera, Yulizar menjelaskan, untuk produksi tabung elpiji 3 Kg dari SPBE TAA didistribusikan ke wilayah Palembang, Banyuasin dan Musi Banyuasin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan gas.
Yulizar menjelaskan, sebelum tabung diisi dengan gas dilakukan dulu penyortiran dengan tujuan untuk menentukan apakah tabung gas yang diambil dari agen masih layak untuk disi gas atau tidak.
“Hal tersebut dapat dilihat dari kode masa tabung maksimal 5 tahun, walaupun belum masa aktifnya belum berakhir. Namun bila ditemukan tanda-tanda seperti buram atau karatnya sudah terlalu serta kebocoran maka tabung gas tersebut sudah tidak layak dipakai lagi. Tabung-tabung yang tidak layak diisi kembali gas maka akan dipisahkan untuk didaur ulang,” jelasnya, disela-sela kunjungan media kemarin.
Sementara Senior Supervisor External Relation Pertamina Fuel Retail Marketing Region II Sumbagsel, Alicia Irzanova mengatakan, kunjungan media ke SPBE untuk memberikan wawasan dan pengetahuan serta gambaran seputar Liqufied Petroleum Gas (LPG) kepada insan pers.
Hal tersebut diperlukan agar media dapat mentransformasi informasi mengenai elpiji dengan baik dan benar. Dijelaskannya, elpiji memiliki bahan bakar yang komponen utamanya terdiri dari propane (C3H8) dan butan (C4H10) yang diproses atas pengolahan minyak bumi dan kilang gas. Wujud elpiji didalam tabung berbentuk cair dan jika bersentuhan dengan udara luar, maka akan berubah menjadi gas.
“Dalam tabung gas elpiji Pertamina ditambahkan zat pembau yaitu merkaptan yang fungsinya untuk membedakan elpiji dengan udara apabila terjadi kebocoran. Elpiji ini juga memiliki berat jenis dua kali dari udara sehingga jika berada didalam udara luar, maka elpiji akan bergerak dipermukaan lantai dan tidak bergerak ke atas,”terangnya.
Selama ini menurutnya, konsumen mengaku sangat khawatir elpiji bocor dan meledak hingga kurangnya isi gas. Karena itu, Pertamina mengimbau masyarakat selaku konsumen untuk tidak begitu resah dan khawatir atas penggunaan elpiji.
Tiap tabung kosong memiliki berat sekitar 5 kilogram dan setelah diisi, maka berat tabung menjadi 8 kilogram. “Kami juga meminta konsumen untuk tidak mengukur ulang tabung elpiji dengan alat ukur yang tidak sesuai standar ditetapkan. Sebelum didistribusikan, setiap tabung akan ditimbang ulang di SPBE,” ujar Alic sembari mengatakan, dugaan adanya suntikan tabung 12 kg ke 3kg sampai saat ini belum ada laporan dan informasi dari masyarakat terkait dugaan penyuntikan tabung 3 kg tersebut.
Agen menurutnya, tidak memiliki kewenangan untuk melakukan kegiatan pengisian elpiji ke tabung, Agen hanya melakukan penyimpanan dan distribusi tabung. Baik yang sudah diisi ke konsumen maupun dari konsumen kembali ke SPBE untuk pengisian. Untuk proses pengisian gas di SPBE dimulai dari penyortiran tabung yang tidak layak pakai untuk selanjutnya diganti dengan yang baru, kemudian pengisian elpiji ke tabung, uji kebocoran tabung elpiji yang sudah diisi. “Apabila semua sudah memenuhi syarat, elpiji siap disalurkan ke agen baru dapat didistribusikan ke konsumen,”tandasnya. (ove)
No Responses