Di saat semua serba canggih dan modern. Ternyata masih ada warga yang belum merasakan nikmatnya pembangunan. Lihat saja, warga Beringin Janggut, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat.
Saat debit Sungai Pangi meningkat, warga Beringin Janggut, Kikim Selatan, Lahat, harus menerobos derasnya air sungai untuk menuju pemukiman penduduk terdekat.
Disana tak ada jalan lain, kecuali melintasi sungai berarus deras itu. Namun untuk mendapatkan sungai itu, warga harus menempuh perjalanan sekitar satu jam, dengan kondisi medan berat.
Kenyataannya, sejak Indonesia terlepas dari belengguh penjajah, belum ada jembatan menghubungkan pemukiman sekitar 1.000 kepala keluarga dengan dunia luar.
Kondisi ini benar-benar serasa belum merdeka. Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh warga lain, ribuan jiwa ini harus menyerang sungai.
“Kalau air sedang besar, terpaksa tidak bisa menyebrang. Ini satu-satunya akses terdekat, hanya melalui satu sungai. Kalau ke arah Empat Lawang, harus menyebrangi tiga sungai,” ujar Erwinsyah, Kades Beringin Janggut, Senin (26/2/18).
Sebenarnya, penantian masyarakat yang bermukim di kaki gugusan Gukit Barisan itu, sedikit terobati sejak adanya pembangunan jembatan menuju pemukiman mereka pada 2004 lalu di Desa Beringin Jaya.
Namun, sejak dua tahun terakhir sama sekali tidak ada tindakan lanjut, meski kondisi pembangunan sudah terkesan terbengkalai.
“Menuju Sungai Pangi saja, kami harus naik mobil sejam. Jalan rusak berlimpah, jaringan telepon seluler juga belum menjangkau kawasan kami ini. Listrik saja baru masuk lima bulan lalu,” ungkapnya. (rif)
No Responses