KAYUAGUNG - Terminal Kayuagung statusnya tak jelas apakah terminal barang atau penumpang. Namun yang jelas, kondisinya terbengkalai.
Meski telah beberapa kali pergantian penjabat Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) OKI dan Kepala UPTD Terminal Kayuagung, masih saja tak mampu mengoptimalkan fungsi terminal. Tak ayal, banyak fasilitas dan bangunan mubazir dan terbengkalai.
Puluhan kios di dalam terminal satu contoh bangunan
mubazir karena tak berpenghuni, bahkan ada yang rusak. Penarikan retribusi dilakukan petugas di jalan raya, juga menjadi contoh penggunaan terminal tak sesuai fungsinya.
Setidaknya, terdapat 44 unit kios berada di Terminal Kayuagung. Kios di sisi kiri dan kanan gedung kantor kepala terminal.
Rinciannya, 20 kios berada di sisi kiri dan 24 berada di sisi kanan. Posisinya, 22 kios menghadap ke arah depan atau Jalintim dan sisanya 22 kios membelakanginya.
Mubazirnya, kios-kios yang dibangun bersamaan kantor terminal sekitar 10 tahun itu, bukan hanya tak difungsikan. Beberapa pintu kios dan platfonnya juga banyak rusak. Jika kerusakan diperbaiki, justru kian menghamburkan anggaran karena fungsinya tak maksimal.
Memang ada 3 kios yang dimanfaatkan warga, namun bukan manfaat semestinya dan menambah PAD. Ada 2 kios dijadikan tempat tinggal warga dan 1 kios dijadikan kedai kopi bagi sopir angkutan desa. Ukuran kios ini layaknya kios-kios umumnya di pasar, hanya sekitar 3 x 4 meter.
Kepala Dishubkominfo OKI yang baru, Tohiryanto, S.Sos segera inspeksi mendadak (Sidak) ke terminal untuk melihat kondisi tersebut.
Sejak terminal dibangun dan pergantian pejabat yakni Drs H Asnawi P Ratu MM, Drs M Dahlan MM dan Pratama Suryadi SP inipun, mengaku tak mampu bekerja sendiri mengefektifkan penggunaan terminal.
“Saya butuh masukan dan saran dari semua kalangan, termasuk wartawan. Saya akan action kelapangan. Sidak 26 Januari nanti usai acara pisah sambut,” ujar Tohiryanto, yang sepekan lalu dilantik menjadi Kadishubkominfo.
Mantan Kepala Badan Pengelola Pasar dan Kebersihan (BPPK) OKI ini, mengaku telah mengetahui jika pemungutan retribusi angkutan umum dilakukan bukan di dalam terminal. Namun di jalan raya atau Jalan lintas Timur (Jalintim) di depan terminal.
“Ini yang harus dibenahi. Dalam waktu dekat, angkutan umum dan angkutan barang yang melintas harus terlebih dulu masuk terminal dan pemungutan retribusi dilakukan di dalam
terminal,”janjinya.
Pemuda Pemantau Pembangunan OKI, Welly Tegalega SH menyatakan, selama ini fungsi terminal Kayuagung tak digunakan semestinya.
“Selain itu, harus dilakukan evaluasi ulang terkait retribusi terminal yang rawan kebocoran. Meskipun target PAD tercapai tetapi jika dimaksimalkan akan jauh lebih besar,” tegas Welly. (jem)
Bangunan Terminal Kayuagung yang mubazir dan terbengkalai sejak dibangun fungsinya tak maksimal. Foto muin/Palembang Pos
No Responses