PALEMBANG- Dari total 200 ribuan pekerja konstruksi di Sumatera Selatan, hanya ada sekitar 12.500 tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi.
Melihat hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mensertifikasi secara serentak 1600 tenaga kerja di Palembang, dalam kegiatan Kick Off percepatan uji sertifikasi serentak wilayah Sumatera Selatan di Kantor Balai Besar Sungai Wilayah VIII, Palembang, Rabu (4/4).
Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Sumsel, Sastra Suganda mengatakan, tahun ini LPJK Sumsel menargetkan 3.000 orang pekerja bisa tersertifikasi.
“Sampai dengan bulan ini, jika ditambahkan dengan yang disertifikasi serentak oleh Kementerian PU PR ini, maka total sudah 1.000 pekerja yang disertifikasi. Tersisa, 2 ribu lagi, kita optimis bisa tercapai,” kata Sastra.
Sastra menegaskan, pemberian sertifikat keahlian adalah tugas dari LPJK. “Tetapi karena personel kita juga terbatas, sehingga diharapkan pemberi kerja dan tenaga kerja memahami ini. Tapi, sekarang kita terus jemput bola dengan mendatangi lokasi proyek,” katanya.
Ia mengakui, jika masih rendahnya jumlah pekerja konstruksi yang sudah tersertifikasi. Hal ini lantaran kurangnya pemahaman dan keinginan dari para pekerja itu sendiri. Sebab, menurutnya untuk mendapatkan sertifikasi ini tidak begitu sulit.
Sementara Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PU-PR RI, Syarif Burhanudin mengatakan, sampai dengan tahun 2019 pihaknya menargetkan bisa 3 juta pekerja konstruksi yang disertifikasi.
“Target di tahun ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia sedangkan kualitas tenaga kerja konstruksi sebagaimana amanah undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 adalah yang bersertifikat. Jika tenaga kerja konstruksinya melaksanakan proyek konstruksi tertib menerapkan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta tertib melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) bisa dipastikan pekerjaan konstruksi juga aman dan berkualitas,” jelasnya.
Untuk menambah jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikat, Kementerian PUPR memiliki program percepatan sertifikasi dengan mengembangkan beberapa metode. Untuk tenaga kerja tingkat ahli menggunakan metode distance learning atau belajar jarak jauh berbasis teknologi informasi.
Sedangkan untuk tenaga terampil dapat menggunakan metode pengamatan langsung di lapangan atau (on site project), pelatihan mandiri dan menggunakan fasilitas mobile training unit (MTU).
Peserta uji sertifikasi tahap 1 diikuti oleh 803 orang tenaga kerja konstruksi yang bekerja pada proyek konstruksi di lingkungan unit organisasi Kementerian PU PR seperti Balai Satker Ditjen Sumber Daya Air 280 orang, tenaga konstruksi Balai Satker Ditjen Bina Marga 250 orang, tenaga konstruksi Balai satker Ditjen Cipta Karya 103 orang, tenaga konstruksi satker Ditjen penyediaan Perumahan sebanyak 30 orang peserta dan 140 orang kena playmaker konstruksi satker Dinas PU pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas PU Pemerintah Kota Palembang. (ika)
No Responses