SEBAGAI Wali Allah Mgs H Abdul Hamid bin Mgs Mahmud, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai Marogan, banyak menyisakan kisah menarik semasa hidupnya. Selain mendirikan masjidnya termasyur di Palembang, serta pandai berdagang, ia ternyata juga terkenal dengan kisah kesaktiannya yang hingga saat ini masih dikenang seantero Negeri.
POETRA – Palembang
Allahualam, bila Allah SWT berkehendak, apapun bisa terjadi. Itu terbukti dari sekian banyak kisah kejadian ajaib yang kita dengar dan ketahui di muka bumi ini, salah satunya tentang Kiai Marogan.
Pada suatu masa, ada seorang pedagang dari Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) membawa ikan untuk dijual di Pasar Palembang. Si-pedagang tiba-tiba menyaksikan ikan-ikannya dalam keadaan mati, yang berarti ia akan mengalami kerugian besar. ”Alkisah dagangannya mati semua dan membuat sang pedagang ikan itu putus asa,” terang Mansyur, salah satu penziarah yang mengaggumi ajaran Kiai Marogan berkisah.
Lanjut Mansyur, pedagang itupun teringat akan kemasyuran Kiai Marogan alias Ki Merogan. Lalu ia mendayung perahunya ke arah Masjid Ki Merogan untuk meminta nasehat. Setelah tiba di sana, belum sempat ia mengutarakan niatnya, sang kiai menegur duluan dan berkata.
”Kisanak, ikan-ikan yang ada di perahumu tidaklah mati. Insya Allah ikanmu hidup dan juallah ke pasar dan berikanlah hasilnya untuk menghidupi keluargamu baik-baik,”. benar saja, setelah dilihat ikan yang dibawanya masih dalam keadaan hidup. ”Saya meyakini kesungguhan cerita ini, tak ada yang tak mungkin jika Allah berkehendak,” terang Mansyur meyakini.
Dikatakan Mansyur, masih banyak lagi kisah Kiai Marogan yang ia ketahui. Memang sangat menarik, bahkan saking kagumnya ia dengan sosok Ki Marogan, pria asli Palembang ini selalu menyempatkan diri untuk berziarah di lokasi pemakaman Kiai Marogan setiap minggunya, terutama di bulan Ramadan. ”Saya sangat tertarik dengan kisah kisah beliau, banyak hikmah yang terkandung dalam setiap liku kisahnya, baik soal agama dan budi pekerti luhur yang patut dicontoh,” terangnya.
Selain kerap berkunjung, Mansyur juga kerap mampir ke masjid yang satu komplek dengan makam Kiai Marogan yang sebetulnya tak jauh dari rumahnya, mulai dari hanya sekadar salat berjamaah, hingga ikut pengajian pada malam hari. ”Rumah saya tak jauh dari sini, makanya sering mampir dan beribadah di masjid Kiai Marogan, terutama bulan Ramadan ini,” tukasnya. (**/bersambung)
No Responses