KH WAHID HASYIM – Kelakuan tiga pemuda, Okta (20), Redon (20), dan Rio (19), semuanya warga Jalan Nilakandi, Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Kertapati ini, memang bikin repot. Selain mengendarai motor tak menggunakan helm, mereka juga bonceng tiga, dan tak membawa surat-surat kendaraan.
Bahkan, mereka juga berusaha kabur saat razia, dengan melawan arus. Namun, aksi mereka digagalkan anggota Polsekta Seberang Ulu (SU) I, yang menggelar razia di Jalan KH Wahid Hasyim, dekat Jembatan Ogan, Kelurahan 1 Ulu, Sabtu (09/01), pukul 22.00 WIB.
Selain mengamankan ketiganya, juga disita sepeda motor Yamaha Mio merah putih Nopol BG 2866 ZN yang mereka tunggangi. Apesnya lagi bagi ketiganya, karena balik pinggang Okta, juga ditemukan sebilah sajam jenis badik. Ketiganya beserta barang bukti digiring ke Mapolsekta SU I.
Malam itu, ketiganya mengendarai motor bonceng tiga, dengan Okta mengemudikan motor. Setelah turun dari Jembatan Ogan, dan hendak menuju Jakabaring, ketiganya terkejut dengan razia polisi. Ketiganya sempat menurunkan kecepatan. Namun, tiba-tiba ngebut, balik arah dengan melawan arus.
Namun, polisi sudah siaga, hingga ketiganya yang berupaya kabur, dapat diamankan. Meskipun motor ketiganya sempat menabrak salah seorang polisi, dan berhenti setelah menabrak pagar jembatan, dan terbalik. Dari penggeledahan, juga ditemukan sajam di pinggang Okta.
Polisi menduga, ketiga pemuda ini hendak melakukan kejahatan seperti begal atau perampokan. Dimana, aksi kejahatan itu sering terjadi dan sangat meresahkan masyarakat saat ini. Tak ayal, ketiganya digiring ke Mapolsekta SU I, dengan menggunakan mobil patroli polisi jenis pickup.
Kepada polisi, Okta mengaku, mereka hendak ke rumah kekasih Redon, karena sedang sakit. Jadi bukan untuk melakukan begal atau perampokan. ‘’Iya Pak pacar Redon rumahnya di 15 Ulu sakit. Aku sama Rio mau ngantar Redon ke sana. Kami melawan arus karena tidak pakai helm, dan tidak ada surat kendaraan. Badik ini bukan untuk nodong, cuma jaga-jaga karena ada musuh,” ungkap kernet mobil galian tanah ini.
Sedangkan pengakuan Redon sendiri, dirinya melawan arus karena spontan saja. “Posisi kami memang salah, tidak boleh motor bonceng tiga. Aduh kami mau ke rumah pacar aku, malah ditangkap polisi. Bener-bener apes, tapi baru sekali ini kami berurusan sama polisi,” ketus Redon yang berusaha menyembunyikan wajahnya ini.
Pantauan Palembang sendiri, suasana razia berlangsung cukup menegangkan. Pasalnya banyak pengendara terkejut, setelah turun melewati Jembatan Ogan, tidak mengira kalau di depan ada razia. Sebagian pengendara banyak yang mematuhi dengan mengikuti prosedur. Tetapi tak sedikit langsung banting setir dan tancap gas, menerobos arus ke arah Jembatan Ogan. Para pengendara yang menerobos terlihat banyak tidak mengenakan helm, atau bonceng tiga.
Kapolsekta SU I Kompol Suhardiman SH, didampingi Wakapolsekta Iptu Nasharudin menegaskan, pihaknya menggelar razia jalan, untuk mengantisipasi tindak kejahatan, seperti curat, curanmor dan curas. “Tiga orang kita dapati membawa sebilah sajam. Ada dugaan ketiganya hendak melakukan aksi kejahatan, seperti penodongan atau begal motor,” tegas Wakapolsekta.
Sedangkan Suhardiman sendiri mengatakan, hasil razia pihaknya mengamankan 40 lebih unit sepeda motor. “Jadi dikawasan 1 Ulu, banyak didominasi pelanggaran pengendara melawan arus, dan tidak mengenakan helm untuk keamanan. Kemudian banyak juga yang satu motor, tetapi bonceng tiga. Kita imbau kepada pengendara, kalau mereka tertib dan lengkap, tentu tidak ada masalah,” tegasnya. (adi)
No Responses