PALEMBANG – Pengusutan kasus pembunuhan satu keluarga di Banyuasin, terus dilakukan penyidik Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, dan Polres Banyuasin. Dalam waktu dekat, penyidik akan melakukan tes DNA terhadap kelima mayat satu keluarga ditemukan mengapung di perairan Jalur Kabupaten Banyuasin itu.
Diduga kelima korban tersebut merupakan keluarga besar Tamsir (65), warga Desa Indrapura, Jalur 16, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin. Kaur DVI RS Bhayangkara Palembang Drg M Fauzan Mars menjelaskan, untuk memastikan benar atau tidaknya kelima korban merupakan keluarga dari Tamsir, pihaknya akan melakukan tes DNA.
“Tim DVI telah mengambil sampel jaringan lunak dari kelima korban tersebut. Termasuk juga mengambil sampel dari seorang yang mengaku merupakan anak dari keluarga Tamsir atas nama Tabah yang melaporkan kejadian tersebut,” ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (20/5).
Rencananya, sambung dia, sampel tersebut akan dikirim ke Labfor Polri di Jakarta. “Kalau tidak malam ini (tadi malam,red), ya besok (hari ini) akan dikirim,” katanya. Selain itu, tes DNA sendiri akan dilakukan dua versi. Versi pertama dilakukan untuk mengetahui apakah kelima korban ditemukan tersebut dalam satu garis (Keluarga semua atau bukan).
“Untuk versi pertama akan dilakukan pencocokan kelima korban itu, apakah memang satu garis keturunan atau tidak. Setelah itu baru kita cocokkan antara DNA Tabah, dengan ibunya (korban Khoidah). Karena Tabah mengaku itu adalah keluarganya. Sedangkan untuk versi kedua dilakukan untuk mengetahui apakah Tabah benar merupakan anak dari Tamsir atau bukan,” terang dia.
Lalu kapan hasil tes DNA akan keluar? Drg M Fauzan Mars mengaku tidak dapat memastikannya. Karena menurutnya, itu semua yang mengerjakan adalah pusat. “Kita ambil sampel DNA dari para korban ini adalah bagian jaringan yang lunak, dan masih segar. Sehingga keluar hasilnya bisa lebih cepat, dibandingkan dengan sampel tulang-tulang seperti yang di OKU Timur (Kasus mutilasi),” tegasnya.
#Tangkap Terduga Pelaku
Di sisi lain, aparat gabungan Polda Sumsel dan Polres Banyuasin, mulai mengungkap teka-teki kasus pembunuhan keluarga Tamsir (65), yang mayatnya ditemukan di perairan sungai Jalur, Kabupaten Banyuasin, Jumat (20/5).
Dimana, salah satu terduga pelaku pembantaian satu keluarga itu, dikabarakan berhasil diamankan polisi. Terduga pelaku itu berinisial A. Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova, membenarkan penangkapan tersebut. “Iya benar, pelakunya berinisial A,” ujar dia saat dikonfirmasi Jumat (20/5).
Hanya saja, Djarod mewanti-wanti wartawan, agar tidak terlebih dahulu mengekspose penangkapan tersebut. Karena dikhawatirkan rekan pelaku mengetahui berita penangkapan dan kabur. “Jangan diekspose dulu, nanti takutnya rekannya lari kalau membaca berita. Kita ekspose nanti saja bersama-sama,” ujarnya.
Informasi lainnya, inisial A dimaksud diduga Adul Putra, yang ditangkap polisi Jumat pagi (20/05), di wilayah hokum Polsek Makarti Jaya, Banyuasin. Dari sumber di kepolisian yang terlibat penyidikan kasus tersebut, setelah diamankan, malam harinya, Adul diboyong ke Mapolda Sumsel, menggunakan helikopter.
Dibekuknya pelaku diduga Adul, juga beredar di jejaring sosial media. Dimana, Adul diamankan sekitar pukul 09.00 WIB, dan sempat dijebloskan di sel tahanan Polsek Makarti Jaya. “Pada waktu polisi menggerebek rumah Adul Putra di Desa Tirta Kencono, Kecamatan Makarti Jaya, warga juga menyaksikan itu. Sebab, banyak polisi bersenjata lengkap mengepung kediaman Adul. Ini merupakan pertanda baik, dengan begini semoga pelaku sadis lainnya ikut ditangkap,” ujar salah seorang warga tak mau disebutkan namanya ini.
Setelah menggiring pelaku ke Polda Sumsel, dari nyanyian Adul Putra, polisi diduga tengah memburu pelaku lainnya yang ikut terlibat dalam pembunuhan sadis itu. Pasalnya pelaku baru diketahui sekitar 3 orang, namun hal tersebut belum bias dipastikan. “Waktu penangkapan itu, polisi bilang ada 3 pelaku, dengan satunya sudah ditangkap (Adul Putra),” terang warga ini.
Kapolres Banyuasin AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo SIk MH, terkait penangkapan Adul Putra, belum bisa dimintai keterangan. Tetapi pihaknya memastikan kasus ini menjadi atensi, pihak Polres Banyuasin bersama Polda Sumsel, Pol Air Banyuasin dan Polsek Air Sugihan, telah mengerahkan tenaga all out untuk mengungkap dan memburu para pelaku yang masih bebas berkeliaran itu.
Diberitakan sebelumnya, sejak Jumat (13/05), hingga Senin (16/05), lima mayat dalam karung ditemukan di perairan Muara Sugihan, Banyuasin, dan Muara Air Sugihan, OKI. Kelima mayat itu ternyata satu keluarga, yakni Tamsir, beserta istrinya Khoidah, anaknya Kartini Kusriah, serta kedua cucunya Winarti, dan Ariam alias Yani.
Tamsir yang pertama kali ditemukan di Sungai terbungkus karung. Kemudian Sabtu (14/5) siang, ditemukan juga cucunya bernama Winarti (12). Winarti ditemukan dengan kondisi tercabik-cabik, dimana tangan dan kakinya hilang diduga dimakan buaya selama dibuang ke sungai.
Sedangkan Khoidah istri Tamsir, ditemukan juga di hari pertama terbungkus karung, juga dengan kondisi mengenaskan. Menyusul cucu Tamsir atas nama Yani (6), ditemukan pada Minggu (15/5) siang. Terakhir, pada Senin (16/05), ditemukan jasad anak Tamsir bernama Kartini, juga dalam kondisi dikarungi.
Motif yang beredar saat ini, Tamsir baru mencairkan uang nilainya ratusan juta rupiah, untuk membeli tanah di sana. Sehingga pelaku perampokan yang mengendus adanya uang sekitar Rp 600-700 juta menjadi tergiur. Kemudian selagi merampok para pelaku lebih dari 2 orang ini, tidak ingin kejahatannya terbongkar, hingga dengan sadisnya melenyapkan dengan cara mengarungi satu keluarga malang itu dengan menenggelamkannya ke sungai.
#Pengungkapan Mutilasi OKU Timur Belum Jelas
Terpisah, hingga kini, kasus penemuan potongan tubuh berupa kepala, sepasang kaki dan tulang belulang diduga korban mutilasi di perairan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, belum menemui titik terang. Pasalnya, Polda Sumsel masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan Mabes Polri.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova mengatakan, potongan mayat yang sudah berbentuk tulang tersebut sudah dikirim ke Jakarta pada 11 Mei 2016 lalu. Diprediksi, hasil tes DNA baru tersebut baru akan keluar dua minggu ke depan. “Belum ada hasilnya (DNA), kita juga masih tunggu hasil tesnya,” kata Djarod saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (20/05).
Ditambahkan Djarod, lamanya hasil uji DNA itu keluar, lantaran hasil uji DNA tersebut harus dicocokan terlebih dahulu dengan sampel DNA dari terduga keluarga korban. Terlebih, pengujian itu juga harus sesuai antrean dengan mayat dari daerah lain yang dikirim ke Mabes Polri untuk diuji DNA.
“Aturannya memang seperti itu, bukan mayat dari kita saja yang diuji di sana (Jakarta), namun mayat dari daerah lain juga. Harus menunggu antrean,” imbuhnya. Diberitakan sebelumnya, potongan tubuh itu ditemukan tersangkut di aliran sungai di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura, OKU Timur, Selasa (19/4), pukul 14.30 WIB.
Saat itu, kondisi potongan tubuh tersebut sudah membusuk dan diduga tewas lebih dari empat hari sebelum ditemukan. Setelah dilakukan otopsi, ciri-ciri fisik korban akhirnya berhasil terungkap. Korban berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekitar 40-50 tahun. Korban memiliki rambut lurus warna hitam dan berkumis tipis
“Tinggi korban diperkirakan 161-170 centimeter, bentuk gigi bagian atas maju sementara gigi di bagian bawah mundur, serta kulit sawo matang. Selain itu, diketahui juga di kaki kanan korban terdapat bekas luka bakar,” ujar Kabid Dokkes Polda Sumsel Kombes Pol dr Soesilo.
Beberapa minggu setelah ditemukan, warga Lampung datang ke Polda Sumsel, melaporkan keluarganya hilang beberapa hari sebelum penemuan mayat itu. Korban hilang adalah anggota DPRD di Bandar Lampung. Untuk penyelidikan, korban dilakukan tes DNA di Mabes Polri, untuk mencocokkan DNA dengan salah satu terduga anak korban. (adi/cw02)
No Responses