BANYUASIN - Tingkat pendapatan ekonomi masyarakat dapat menjadi indikator utama masih kurangnya kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Sepetrti yang terjadi di Kabupaten Banyuasin dapat dilihat dari tingginya transaksi Pegadaian hingga Rp 6 miliar setiap bulannya.
Kepala Unit pengadaian Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Teri Dwi Putra SIP menuturkan peningkatan transaksi pegadaian jika di bandingkan pendapatan pada tahun 2016 lalu mencapai 5 miliar, sedangkan awal di tahun 2017 meningkat mencapai Rp 6 miliar.
“Faktor ekonomi yang menjadi alasan masyarakat Banyuasin melakukan transaksi pegadaian, misalkan pada tahun ajaran baru atau kenaikan kelas, kemudian pada waktu lebaran atau bulan puasa. Transasksi pengadaian meningkat hingga 50 persen dari hari sebelumnya,” jelas Teri Dwi Putra.
Ditambah lagi, faktor masih rendahnya harga komoditi karet, salah satu penyebab perekonomian masyarakat menurun, karena pendapatan dari sektor perkebunan menjadi tolak ukur masyarakat Banyuasin.
” Dari data yang ada di Unit Pengadaian Pangkalan Balai, ada 4 Kecamatan yang rutin melakukan transaksi pengadaian, misalkan Kecamatan Banyuasin III, Rantau Bayur, Sembawa, Betung dan ada beberapa Pegawai Negeri Sipil yang berdomisili di Banyuasin juga mengadaikan barang berharga miliknya,” tuturnya.
Adapun kriteria barang yang dapat diterima untuk di gadaikan, seperti Emas, Surat kendaraan, dan barang lainya seperti kendaraan Roda dua dan Roda empat. Bahkan Unit Pengadaian Pangkalan Balai juga mempunyai dua produk terbaru yaitu arrum haji dan tabungan emas batangan.
“Arrum haji cukup melakukan pengadaian atau penitipan emas sebanyak 15 gram atau jika di rupiahkan senilai Rp 7 juta rupiah, dari tabungan tersebut nama peserta akan didaftarkan langsung melalui Kemenag untuk forsi naik haji. Kemudian untuk sisa biaya tersebut peserta bisa melakukan pembayaran dengan cara diangsur 1 tahun hingga 5 tahun, sesuai dengan kemampuan dari masyarakat,” urai dia.
Sedangkan untuk tabungan emas batangan produk ini di louncing sejak tahun 2016 lalu, dengan tujuan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan emas batangan. “Ya, tabungan emas batangan cuma menabung di Unit Pengadaian Pangkalan balai, misalkan tabungan Rp 5000 rupiah, uang tabungan langsung dijadikan emas senilai 0,01 gram, semakin banyak tabungan maka uang yang ditabung akan dijadiakan tabungan emas. Bagi masyarakat yang akan mengikuti program tersebut hanya dikenakan biaya sebesar Rp 30 ribu rupiah dalam 1 tahun, uang tersebut akan digunakan untuk biaya administrasi buku saja,” tandasnya.
Untuk tabungan emas batangan lebih diminati, terhitung sejak 1 januari hingga pertengahan bulan februari sudah mencapai 30 persen, dari target 100 persen pada tahun 2017, artinya lebih dominan minat masyarakat untuk melakukan transaksi menabung emas batangan, (cw04)
No Responses