MUARA ENIM - Para pedagang di Kabupaten Muara Enim, hingga Kota Pagaralam, atau sebaliknya, sejak dua pekan belakangan mengeluh. Pasalnya, truk ekspedisi yang membawa barang dagangan atau sayuran, pada takut melintas di kawasan Jalan Lintas atau Jalan Lingkar Kota Prabumulih.
Itu tak lain, karena di kawasan itu, diduga banyak preman yang melakukan aksi pemalakan. Akhirnya, banyak para sopir truk ekspedisi lebih memilih berangkat ke Muara Enim atau mogok, dengan tidak mengantarkan barang pesanan para pedagang tersebut.
Karena, setiap melintasi Jalan Lintas atau Jalan Lingkar itu, para sopir harus mengeluarkan sejumlah uang, untuk para pemalak tersebut. “Sudah hampir dua minggu ini para ekspedisi dari Palembang, takut berangkat ke Muara Enim, untuk mengantar barang dipesan pedagang. Karena mereka setiap melintas Jalan Lintas di Kota Prabumulih, selalu dipalaki para preman dengan cara memaksa,” jelas seorang tokoh pemuda Muara Enim Suhardi SH MKN alias Bodong, kemarin (24/01).
Menurutnya, cukup banyak pedagang pasar Kota Muara Enim, telah menyampaikan keluhan kepadanya. Karena barang dagangan mereka yang telah dipesan dari Palembang, tidak bisa diantar ekspedisi.
“Kita meminta aparat Polres Kota Prabumulih supaya dapat mengambil tindakan tegas kepada para pemalak truk ekspedisi tersebut. Keberadaan mereka telah meresahkan pedagang di Kota Muara Enim, karena barangnya tidak bisa diantar dari Palembang,” tegas Suhardi.
Hal senada juga diutarakan anggota DPRD Muara Enim dari Fraksi Partai Golkar Ersangkut. “Kita meminta kepada Kapolda Sumsel yang baru, supaya dapat mengambil tindakan tegas kepada para premanisme jalanan tersebut. Karena keberadaan mereka telah meresahkan pedagang di Muara Enim,” tegas Ersangkut.
Karena, lanjutnya, kasihan dengan para pedagang tersebut. Mereka mengharapkan barang yang dipesannya segera tiba di Muara Enim, agar bisa dijual kembali. Namun para sopir ekspedisi takut untuk berjalan, akibat ulah para preman jalanan yang memalak para sopir ekspedisi. Sehingga mereka lebih memilih tidak berangkat, daripada harus mengeluarkan uang untuk para pemalak.
Diberitakan sebelumnya, aksi mogok dilakukan agen dan sopir angkutan sayuran di Kota Pagaralam dan Lahat, akibat menjadi korban pungutan liar dilakukan kelompok massa di Kota Prabumulih, mendapat tanggapan. Kapolres Prabumulih AKBP Arief Adiharsa SIk MTCP, dengan tegas akan melakukan operasi pemberantasan preman secara besar-besaran.
‘’Dalam waktu dekat, kita akan adakan operasi besar-besaran, baik preventif dan represif,” ujar perwira jebolan Akpol 1996 yang lama bertugas di Komisi Perberantasan Korupsi (KPK) ini. Dijelaskannya dalam operasi ini, dia akan menurunkan kekuatan penuh dengan melibatkan Pemerintah Kota Prabumulih dan juga TNI.
#Kapolres Pagaralam Siapkan Pengawalan
Di sisi lain, menanggapi aksi pemalakan di Kota Prabumulih yang kian meresahkan itu, Kapolres Pagaralam AKBP Hendra Gunawan SIk MSi mengungkapkan, pihaknya siap melakukan pengawalan truk ekspedisi dari Pagaralam, sembari memantau situasi terkini kondisi dilapangan.
‘’Kita sudah berkoordinasi dengan Kapolres Prabumulih. Yang mana pihaknya sudah mengambil tindakan melakukan razia disepanjang jalur yang dilalui angkutan truk, jalan lingkar,” kata Hendra, ditemui wartawan, Minggu (24/01).
Tidak hanya itu, sambung Hendra, mereka (Polres Prabumulih,red) sudah menerjunkan anggotanya untuk memberi pengawalan kepada para sopir truk yang akan melintas. ‘’Pengawalan itu mulai dari perbatasan, yakni pintu masuk ke kota, hingga ke luar perbatasan Kota Prabumulih,” katanya.
Disinggung mengenai oknum tertentu yang memanfaatkan situasi yang menawarkan jasa pengawalan dengan imbalan? Hendra mengaku untuk pengawalan sendiri sudah dikoordinasi tanpa pungutan imbalan. “Jasa pengawalan dilakukan secara cuma-cuma kepada sopir truk, tak ada pungutan. Bagi para sopir yang ingin dikawal silakan hubungi anggota disana yang siaga,” tegas Kapolres.
Hendra Gunawan juga menyinggung untuk situasi terkini di lokasi Jalan Lingkar Kota Prabumulih yang dilalui truk angkutan barang menuju Kota Pagaralam, berangsur mulai kondusif dari aksi pemalakan. Dan sudah jauh berkurang, lantaran dilakukan razia. Bahkan dilakukan penempatan personel di lokasi rawan yang dijadikan pos pemalakan oleh warga.
Bahkan, dari informasi diterima dari sopir truk asal Pagaralam, sebagaian yang melintas mendapat pengawalan dari petugas di sana (Polres Prabumulih,red). “Saat ini, situasi di jalan lingkar Kota Prabumulih akan dipantau terus perkembangannya hingga benar-benar kondusif, dan aman bagi para sopir Pagaralam yang membawa sayuran atau barang lainnya ke Kota Pagaralam atau sebaliknya,” pungkas Kapolres.
#Tak Diberi Uang, Kaca Mobil Pecah
Terpisah, para pelaku pemalakan truk angkutan batubara maupun kendaraan umum lainnya, yang melintas di Jalan umum telah bertindak sadis dan anarkis. Jika para sopir truk batubara tidak memberi mereka uang, maka siap-siap menanggung resiko kaca mobilnya pecah di panah menggunakan senjata ketapel.
Tindakan para pemalak yang sudah meresahkan pengemudi truk batubara, maupun angkutan umum lainnya ini, berhasil diungkap Unit Reskrim Polsek Gunung Megang pimpinan AKP Indra Kusuma, dan Petugas Polsek Tanjung Agung dipimpin Kanit Reskrim Iptu Enjang.
Petugas berhasil membekuk lima tersangka pelaku pemalakan di lokasi yang berbeda, dan waktu yang berbeda. Petugas Polsek Gunung Megang berhasil membekuk Beta Lambardo (16), pelajar MAN, warga Dusun III, Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim.
Pelajar ini diamankan di Jalan lintas Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang, Sabtu (23/1), sekitar pukul 02.30 WIB. Dari tangan tersangka petugas berhasil menyita barang bukti berupa panah ketapel diduga digunakan untuk memanah kaca mobil, dan uang tunai Rp 41 ribu. Kini tersangka berikut barang buktinya diamankan di Mapolsek Gunung Megang.
Selanjutnya Polsek Tanjung Agung berhasil mengamankan empat tersangka pelaku pemalakan. Keempat tersangka itu, Dewa Sastra Jaya (17), Jon Pandri (18), Hardani (24), dan Wani Saputra (25), semuanya warga Desa Tanjung Bulan, Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim.
Keempat pemalak ini diamankan ketika sedang malakukan aksi pemalakan kepada mobil angkutan umum di Jalan Lintas Sumatera, Desa Matas Tebing Hangai, Kecamatan Tanjung Agung, Sabtu (23/1), pukul 23.30 WIB. Dari tangan para tersangka petugas berhasil mengamankan dua unit sepeda motor dan 2 buah handphone. Kini para tersangka bersama barang buktinya telah diamankan di Mapolsek Tanjung Agung.
Informasinya, penangkapan tersangka Beta Lambardo (16), bermula dari petugas Polsek Gunung Megang tengah melakukan patroli rutin malam hari di wilayah hukumnya. Ketika sampai di Jalan Lintas Desa Tanjung Terang, petugas melihat beberapa preman tengah menyetopi dan memalak mobil truk batubara yang melintas.
Jika sopir mobil tersebut tidak memberikan uang kepada para preman tersebut, maka kaca mobilnya diancam akan dipecahkan menggunakan panah ketapel. Melihat aksi tersangka dan teman-temannya, petugas langsung melakukan pengejaran. Tersangka bersama teman premannya sempat melarikan diri. Namun berkat kesigapan petugas, tersangka diamankan.
Begitu juga petugas Polsek Tanjung Agung, melakukan penangkapan terhadap keempat tersangka bermula dari adanya laporan aksi pemalakan dilakukan para tersangka dengan cara menggunakan sepeda motor. Atas informasi itu petugas meluncur ke lokasi kejadian. Saat itu ditemukan para pelaku mengendarai sepeda motor melakukan pemalakan kepada para sopir angkutan umum. Petugas langsung meringkus para tersangka.
Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto SIk MSi, melalui Kabag Ops Kompol Andi Kumara SIk, didampingi Kapolsek Gelumbang AKP Indra Kusuma, dan Kanit Reskrim Polsek Tanjung Agung Iptu Enjang, serta Kasubag Humas Iptu Arsyad, ketika dikonfirmasi membenarkan penangkapan itu. ‘’Kita terus melakukan pemberantasan terhadap premanisme jalanan yang meresahkan pengemudi angkutan umum,” jelasnya. (luk/ald)
No Responses