*Petani Baca Yasin di Kantor Bupati
MUARA ENIM - Ratusan petani karet yang tergabung dari kelompok masyarakat kecamatan Gelumbang dan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim menggruduk kantor Bupati Muara Enim, Rabu (25/4/18). Kedatangan mereka guna menyampaikan tuntutan kepada Pemkab Muara Enim supaya mencabut izin perusahaan Rumpun 6 Bersaudara (PT R6B) yang diklaim telah menggusur lahan mereka didesa.
Para petani yang datang menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari tempat tinggal mereka langsung menggelar orasi saat tiba di halaman Pemkab yang sudah mendapat pengamanan ketat dari kepolisian dan Sat Pol PP sekitar pukul 12:30 wib. Tak cuma menyampaikan orasi, para petani juga menyempatkan membaca surat yasin dan dilanjutkan doa bersama.
“Kami para petani menggelar baca yasin bersama dibawah panas terik matahari sebagai obat pelipur lara, sebab tuntutan kami terhadap aksi sewenang-wenang PT R6B tak kunjung diselesaikan pemkab Muara Enim,padahal sudah banyak lahan kami digusur, dirampas dan petani kami dituntut ke pengadilan,”kata Koordinator aksi, Oktariansyah.
Dalam orasinya, para petani juga mempertanyakan komitmen Bupati Muara Enim yang berjanji akan menyelesaikan konflik lahan antara petani dengan PT R6B melalui tim investigasi yang dibentuk. Namun menurutnya kinerja tim investigasi tersebut belum membuahkan hasil.
“Karena sampai sekarang lahan kami tetap saja digusur PT R6B, bukan kami tidak percaya tim ini, tapi mengapa persoalan ini tak kunjung selesai,”paparnya.Oktariasnyah memaparkan, beradarkan data pihaknya sejak PT R6B berdiri didesa mereka sudah banyak petani menanggung kerugian akibat kebun mereka dibabat habis perusahaan. “Tercatat sudah sekitar 4,7 hektar kebun masyarakat dirampas dan sekitar 29 ribu batang karet digusur,”jelasnya
Untuk itu, pihaknya menuntut pemerintah tak menutup mata atas kejadian buruk ini. Pihaknya juga meminta supaya pemerintah bertindak tegas dan tak main-main dengan perushaan. “Jika PT R6B tetap bertindak sewenang-wenang, kami mohon pemerintah segera cabut saja izinnya, jika keinginan ini tak terwujud akan kami tuntut sampai ke gubernur Provinsi Sumsel, atau bila perlu ke Istana presiden di Jakarta,” ujranya. (luk)
No Responses