LAHAT - Sebanyak 120 orang warga Desa Pagar Jati, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, dibuat galau. Upah mengerjakan jalan rangka beton sepanjang 550 meter dari pemukiman warga Desa Pagar Jati menuju SMK Negeri 3 Lahat, belum dibayar pemborong.
Padahal pekerjaan yang menghabiskan waktu sekitar dua bulan, akhir 2016 itu sudah lama diselesaikan. “Termasuk batu dan pasir yang kami jual, juga belum dibayar,” ungkap Jeri, salah seorang warga yang ikut menjadi buruh dalam proyek menggunakan APBD Sumsel tersebut. Dalam mengerjakan proyek dengan dana Rp 1,5 miliar itu, warga dibagi dalam lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri 25 hingga 30 orang, dengan total keseluruhan 120 orang.
Menurut Jeri, upah, harga batu dan pasir yang belum dibayar mencapai Rp 175 juta. Padahal warga yang terlibat dalam pembangunan yang dilakukan CV Asindo Prima Indah sudah bekerja siang malam, saat pembangunan. “Kami sudah berulang kali mendatangi pemborong yang bermukim di Palembang, belum ada kepastian pembayaran hak kami,” tegasnya.
Buruh lainnya, Dendi juga mengakui berbagai upaya telah dilakukan agar upah dan hutang lainnya dibayar. Namun, pemborong berinisial HA, tetap belum memberikan hak ratusan buruh itu. “Sudah tiga kali kami datangi di rumahnya (HA) di Palembang, tapi belum ada hasil. Kami minta lunasi apa yang jadi hak kami, apalagi ini sudah setengah tahun pekerjaan kami selesaikan,” ujarnya.
Kades Pagar Jati, Parianto mengakui, upah lebih dari 100 orang warganya yang jadi buruh dalam proyek tersebut, belum dilunasi. “Upah belum dilunasi, material yang disiapkan warga juga belum dibayar. Kami minta pemborong memikirkan ini, apalagi pekerjaan sudah lama selesai,” bebernya. (rif)
No Responses