JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menutup kegiatan penataran Kader Utama Partai Demokrat di Novotel Hotel, Bogor, Sabtu (02/04), dengan pesan mengenai penegakan hukum. Dia berharap kasus-kasus korupsi besar yang dianggap publik belum tuntas segera diberi kejelasan agar tidak terus menjadi gosip, bahkan menjurus ke fitnah.
Pengarahan tersebut sebenarnya berlangsung tertutup. Namun, Ketua Departemen Pemberantasan Mafia Hukum DPP Demokrat, Andi Arief, yang ikut dalam penataran itu, kemudian menyampaikan bocoran arahan SBY itu di akun twitter pribadinya, @AndiArief_AA.
Menurut Andi, kasus yang dinilai SBY perlu segera diberi kejelasan adalah korupsi Hambalang, BLBI, Bank Century dan kasus Transjakarta. “Arahan Ketua Umum Partai Demokrat: Silakan buka kasus Hambalang, Kasus Century, Kasus BLBI, Kasus TransJakarta. Hukum bekerja, buktikan!” tulis Andi dalam cuitan pertamanya.
“Partai Demokrat dan @SBYudhoyono merasa hukumlah yang harus menyelesaikan gosip. Saatnya buka Hambalang, Century, BLBI dan Transjakarta,” cuitnya lagi. Kasus Century dan Hambalang terjadi di era pemerintahan SBY. Sedangkan kasus BLBI terjadi era pemerintahan Megawati dan kasus TransJakarta terjadi saat Jokowi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Selama ini, empat kasus banyak digunakan sebagai amunisi untuk menyerang lawan politik masing-masing. Kasus ini juga masih jadi perdebatan panjangan di kalangan publik. Contoh terbaru, saat Presiden Jokowi mengunjungi proyek Hambalang awal April lalu, dianggap sebagai serangan balik ke SBY yang saat itu tengah melakukan Tour de Java.
Saat dikonfirmasi setelah pengarahan, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan membenarkan ada arahan itu. Namun, dia tidak bicara panjang. Dia mempersilakan Andi yang berdiri di sampingnya untuk memberi penjelasan. Andi menjelaskan, selama ini Demokrat sering dituduh dalam kasus-kasus tadi. Apalagi, ada pihak yang mengungkit-ungkit kasus tersebut. Jadi, lebih baik kasus tersebut dituntaskan. “Biar adil dan fair, nggak ada lagi,” imbuhnya.
Kata Andi, SBY juga sering dituduh melindungi agar kasus tersebut tidak dibuka. Padahal, SBY tidak pernah menghalang-halangi. SBY tidak pernah mengontrol aparat hukum atas penyelesaikan kasus tadi.
#Ibas Tantang Penegak Hukum
Sementara itu, Ketua Fraksi PD DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, partainya tak pernah takut dengan upaya penegak hukum mengungkap kasus-kasus besar. Namun, ia ingin penegak hukum tidak hanya mengungkap kasus Bank Century dan proyek pusat olahraga Hambalang saja.
“Kami tidak pernah merasa takut kasus-kasus itu dituntas, apa itu Century, Hambalang, dan lainnya seperti BLBI (bantuan likuititas Bank Indonesia, red) dan Transjakarta. Kami menginginkan keterbukaan saja. Kalau kasus itu dianggap belum tuntas, ya tuntaskan saja agar transparan,” katanya, Minggu (03/04).
Namun, politikus yang lebih beken disapa dengan nama Ibas itu mengingatkan agar kasus hukum tidak diseret-seret ke anah politik. Karena itu, PD mendorong penuntasan kasus-kasus besar agar demokrasi dan iklim politik di tanah air semakin sehat, kondusif dan terarah.
“Jangan mencari kesalahan apalagi dijadikan bagian bargain politik yang tidak bagus dalam kancah politik kita. Stabilitas politik kita akan terganggu. Silakan saja penegak hukum kita membuktikan siapa yang benar dan siap?a yang salah,” ucap putra bungsu SBY itu.
Ibas menjelaskan, SBY sudah memberikan arahan kepada seluruh kader PD agar terus berkontribusi dalam pembangunan. Termasuk, memberikan dukungan sepenuhnya kepada pemerintah untuk menjalankan program-program yang berpihak pada rakyat.
“Pak SBY kembali menegaskan agar kader PD terus mendukung pemerintah menjalankan program-program pro rakyat. Kader PD juga diminta terus memberikan solusi-solusi konkret atas permasalahan bangsa,” ujar mantan sekretaris jenderal PD itu.
#Ruhut Debat Sengit
Di sisi lain, penataran kader Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/4) kemarin, tidak hanya diisi dengan pidato arahan dan pembekalan materi saja. Para peserta juga harus melewati serangkaian ujian materi dan praktik yang disaksikan langsung oleh Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam ujian praktik, para kader ditantang melakukan diskusi, debat pemilihan presiden dan kepala daerah, orasi kampanye, serta menghadapi media massa dalam sebuah sesi wawancara. Hasilnya, hanya 250 orang atau 11 persen dari total peserta dinyatakan tidak lulus.
“Yang hasil (ujiannya) mendapat 60 persen ke atas langsung akan mendapatkan sertifikasi. Jika dibawah itu ulang lagi,” ujar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di sela menyaksikan debat calon presiden Demokrat.
Dalam sesi debat publik, panitia mengundi nama sejumlah elite Demokrat untuk jadi peserta. Kemudian nama yang terpilih naik ke atas podium dan saling beradu argumentasi layaknya debat capres sungguhan.
Dalam salah satu sesi, tiga anggota DPR dari Partai Demokrat, Dede Yusuf, Benny K Harman, dan Ruhut Sitompul terpilih untuk naik ke atas podium. “Saya akan tiru keteladanan Pak SBY dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan iklim investasi yang kondusif,” cetus Ruhut saat diminta memaparkan visi dan misinya sebagai capres.
Celetukan materi kampanye Ruhut, kerap kali mengundang tawa para peserta. Meski begitu, tak sedikit dialektika yang dibawakannya menjadi tepuk tangan. Bahkan, Ruhut menjadi sumber sorak sorai peserta lainya lantaran anggota Komisi III DPR itu lebih banyak mennyanjung-nyanjung kepemimpinan SBY, ketimbang menyampaikan program yang akan dilakukannya dalam membangun negeri.
“Yang lain itu kan karena diri sendiri. Kalau saya itu murni meneruskan cita-cita SBY, saya tinggal ganti casing saja, isinya konsep-konsep Pak SBY,” tutur Ruhut. Berbeda dengan Ruhut, Dede Yusuf lebih menyampaikan visi misi untuk membuka investasi, sehingga mendorong terbukanya lapangan kerja.
Dengan demikian, dapat mengatasi banyak pengangguran. “Dorong stimulus daya belanja, ciptakan wirausaha baru. Karena akan terus mendoirong perkembangan ekonomi baru. Tingkatkan mutu pendidikan agar terserap di dunia industri. Latih dengan keterampilan,” tuturnya.
Akting debat capres yang diperankan Dede, semakin seru saat dirinya melemparkan serangan kepada pesaingnya Ruhut. Dede dinilai lebih mampu memikat hati rakyat, ketika memaparkan visi misinya dengan lugas dan apik.
“Saya agak bingung untuk menanggapi saudara. Mestinya dia menceritakan stategi, tapi lebih menyanjung keberhasilan SBY. Tampaknya, Pak Ruhut lebih cocok sebagai Jubir presiden. Kalau saya hanya menyampaikan tiga kata stabil, adil, bersama dengan rakyat,” lontar mantan wakil gubernur Jabar itu.
Sedangkan, kanditat capres lainnya yakni Beni K Harman bicara hal senada dengan apa yang disampaikan Dede. Menututnya, saat ini Indonesia membutuhkan banyaknya lapangan kerja. Selain itu, ia bertekad menciptakan iklim politik dan sosial yang kondusif. “Jadi kita awali prorgram meningkatkan stimulus pemberdayaan dan daya beli masyarakat. Menyiapkan kredit tanpa agunan dan jaminan bagi kelompok miskin untuk membuka usaha,” terangnya.
Petinggi Demokrat lainnya juga menunjukkan kebolehan dalam uji praktik kampanye pemilihan umum. Di antaranya Herman Khaeron yang berkampanye sebagai capres, lalu Khotibul Umam Wiranu berkampanye sebagai calon gubernur dan Azman Natawijaya sebagai calon bupati.
Wakil Sekertaris Jenderal PD Didi Irawadi Syamsuddin menjelaskan, dalam kegiatan ini ada rangkaian ujian yang kemudian akan dievaluasi. Selama enam hari, kata dia, bagaimana para calon pemimpin menerapkan kedisiplinan dan pemahaman terhadap materi ujian.
“Sangat wajar kalau diadakan evaluasi berupa ujian. Ujian tentu resikonya ada yang lulus ada yang tidak lulus. Kalau dia tidak lulus karena kurang siap tentu harus mempersiapkan diri lagi ke depan. Nanti ada hear semacam ujuan susulan tetapi kalau susulan berkali kali masih tidak lulus juga itu baru jadi masalah,” ujarnya. Tujuannya, kata Didi, penataran dalam rangka mempersiapkan kader pemimpin dari PD. Seluruhnya akan terjun baik di legislatif dan eksekutif. (gil/dil/rmol/jpnn)
No Responses