PALEMBANG - Mantan Wakil Kepala BIN, Dr KH Asad Said Ali menyebut munculnya gerakan terorisme dan radikalisme ini tidak terlepas dari gejolak politik. Hal ini diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan, di Ballroom Hotel Aston Palembang, Minngu (17/4).
“Munculnya gerakan terorisme dan radikalisme ini tidak terlepas dari gejolak politik,” katanya. Ia mencontohkan, dahulu lahirnya gerakan radikal khawarij karena menolak sikap politik Ali Bin Abi Thalib. Selanjutnya muncul gerakan syiah, murjiah, dan aliran lainnya. “Hingga muncul juga gerakan al-qaedah dan ISIS yang ingin mendirikan khilafah sebagai konsep negara,” ungkapnya.
Sementara itu narasumber lainnya, Kepala Dinas Perinsustrian dan Perdagangan Sumsel, Ir H Permana MMA. Menurutnya gerakan Terorisme dan Radikalisme ini harus dibendung. Apalagi tahun 2016 ini diberlakukam Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), sehingga harus dinetralisir. “Sebab jika kita biarkannakan mengancam iklim investasi, khususnya di Sumsel,” pungkasnya.
Sedangkan Drs Joko Siswanto, MSi. Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) yang juga menjadi pembicara menyebut, gejolak ekonomi juga menciptakan gerakan terorisme dan radikalisme. Dikatakan Joko, Radikalisme ini merupakan musuh bersama, bukan hanya bagi Indonesia, akan tetapi seluruh bangsa di dunia.
Joko mengingatkan kalau, gerakan radikalisme ini juga tidak selamanya didefinisikan secara negatif. Sebab, saat para pejuang bangsa melakukan pemberontakan untuk kemerdekaan juga disebut radikal oleh Belanda. “Solusi dalam hal ini, kita menerapkan pendidikan inklusif. Pendidikan yang terbuka tidak terkotak oleh sekte-sekte,” ulasnya.
Dalam dialog yang dipandu oleh Mederator Abdul Malik Syafei tersebut. Juga hadir sejumlah tokoh, seperti Hernoe Roesprijadji (wakil ketua PWNU Sumsel), KH Umar Said (wakil ketua MUI Sumsel), Husyam Usman (Wakil Ketua Kadin), Kamil Habibi (ICMI Sumsel) dan sejumlah hadirin lainnya.(del)
Suasana Diskusi Dialog Kebangsaan "Terorisme dan Radikalisme dalam Perspektif Kekinian," di Ballroom Hotel Aston Palembang, Minggu (17/4). Foto popa/Palembang pos
No Responses