MARTAPURA - Tingginya intensitas hujan membuat debit air meningkat dan mengakibatkan banjir disejumlah tempat. Bukan hanya, sawah dan pemukiman juga banjir telah merusak beronjong dan jalan raya.
Seperti arus Sungai Komering terus mengganas. Akibatnya, beberapa bangunan bronjong untuk menangkis derasnya arus, ambrol tak kuasa menahan beban.
Bronjong penangkis terletak di tebing grinding Desa Negeri Ratu Kecamatan Bunga Mayang itu, kondisinya memang cukup curam.
Mengingat, letaknya pas ditikungan jalan poros penghubung Kabupaten OKU Timur dengan OKU Selatan atau berjarak 15 Km dari kota Martapura.
Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten OKU Timur, Ir Nasrudin, menegaskan bangunan tersebut bukan milik Pemkab OKU Timur.
“Coba anda konfirmasi propinsi. Sebab 2015 lalu, tak ada pekerjaan bronjong yang kita bangun dilokasi itu,” ungkap Nasrudin.
Terpisah, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten OKU Timur, Ir Agus Sunaryo turut memberikan masukan terkait penangangan bronjong yang ambrol. Dia menyarankan, segera dilakukan relokasi.
“Seperti jalan provinsi di daerah Rasuan Kecamatan Madang Suku 1, sudah berapa kali dipasang bronjong tapi masih ambrol diterjang arus,” ujarnya.
Sementara, di Kabupaten OKU, hujan deras membuat Sungai Ogan meluap, Minggu (24/1). Dalamnya air hampir menyentuh bibir sungai.
Bahkan, membuat warga sekitar khawatir untuk mandi di sungai, yang merupakan sumber kebutuhan air utama warga.
“Air Sungai Ogan, akhir-akhir ini arusnya deras. Hal ini membuat kami takut mandi di sungai. Takut anyut dibawa arus,” ujar Mei, warga Baturaja, kemarin.
Pantauan dilapangan, beberapa hari terakhir volume ketinggian dan arus Sungai Ogan, meningkat. Meluapnya air sungai terlihat di wilayah tersebut sepi dari aktifitas biasanya.
Saat dangkal, banyak masyarakat MCK di sana. Namun sejak meluap, hampir tak seorang pun terlihat MCK di Sungai Ogan, di Sukajadi Baturaja.
Di Kabupaten Muara Enim, air Sungai Lematang meluap. Luapan air merendam rumah warga. Sedikitnya sepuluh desa sepanjang aliran sungai terendam.
Banjir juga merendam sawah yang padinya baru sekitar sebulan ditanam. Juga merendam puluhan hektare perkebunan.
Adapun desa yang terendam banjir di Kecamatan Ujanmas yakni Desa Tanjung Raman, Muara Gula Lama, Ujanmas Lama, Ulak Bandung dan Guci.
Kemudian di Kecamatan Benakat meliputi Desa Rami Pasai, Pagar Jati, Betung dan Desa Pandang Bindu.
Selanjutnya di Gunung Megang yakni Desa Gunung Megang Dalam dan sebagian Gunung Megang Luar. Kemudian Kecamatan Rambang Dangku yakni Siku, Dangku, Banuayu, Kuripan, Kuripan Selatan, Baturaja. Ketinggian air rata rata 50-70 sentimeter.
Kepala Desa Tanjung Raman, Jalili MA mengatakan, banjir hampir mengenangi seluruh rumah warga berada 50 meter dari Sungai Lematang.
Menurutnya, selain diakibatkan meluapnya sungai, juga ditenggarai banjir kiriman dari Pagar Alam, Lahat serta Kecamatan Lawang Kidul, Tanjung Enim Muara Enim.
“Air empat kali masuk desa, puncaknya Sabtu malam ketinggian dua meter. Seluruh desa di Tanjung Raman mulai Kampung satu, dua dan tiga tergenang,” ujarnya, Minggu (24/1).
Sementara, Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar mengatakan, pihaknya telah membentuk tim siaga bencana.
Musibah banjir juga membikin repot warga Lahat. Sejak banjir, warga disibukan membersihkan sisa banjir. Korban yang rumahnya terendam banjir masih menempati tenda pengungsian atau mengungsi ke rumah kebaratnya.
Perabotan rumah tangga (RT) yang tidak hanyut terbawa arus, masih berserakan di halaman rumah.
Banjir paling parah dialami warga Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, dan Dusun Tanah Pilih, Desa Batai, Kecamatan Gumay Talang.
Sebanyak 152 rumah di Desa Gunung Kembang, masing-masing 4 rumah hanyut, 9 rusat berat dan 139 rumah terendam dalam bencana yang menyebabkan jalan lintas Sumatera Lahat-Tebing Tinggi, lumpuh.
Ratusan warga masih membersihkan barang yang berhasil diselamatkan. Sedangkan, 26 KK dengan total 101 jiwa rumahnya, tergenang air luapan Sungai Keruh, Dusun Tanah Pilih, masih berada ditenda pengungsian dan Masubsektor Gumay Talang.
“Bagaimana mau pulang, seluruh perabotan terendam semua,” Kadus Tanah Pilih, Sumawati.
Banjir juga melanda di Desa Muara Danau, Kikim Timur. Sebanyak 42 KK rumah warga terendam, hal serupa juga dialami 10 KK warga Satuan Pemukiman (SP) 6, Kelurahan Sari Bungamas, Kota Lahat.
**Jalur Kereta Lumpuh 18 Jam
Bencana alam tanah longsor terjadi akibat curah hujan tinggi, juga menyebabkan arus lalu lintas kereta api Palembang-Lubuk Linggau, lumpuh total sekitar 18 jam.
Terowongan kereta api Willem Synja Tunnel, wilayah Kelurahan Gunung Gajah, Kota Lahat, dibangun pada masa kolonial (1924) tertutup longsor, sekitar pukul 03.00 WIB, Sabtu (23/1).
Tumpukan tanah setinggi 4 meter dan pepohonan tepat berada di mulut terowongan, baru dapat dibersihkan sekitar pukul 21.00 WIB.
“Sudah terbuka sekitar jam 9 (21.00 WIB),” ujar Wahyudi (26), warga setempat. Petugas PT KAI, dibantu masyarakat.
Sekitar pukul 13.00 WIB, pembersihan longsor dibantu alat berat. Namun, petugas berhasil membersihkan seluruh longsor setelah belasan jam bekerja. (kris/len/luk/rif)
No Responses