Kades Anjurkan Tanam Palawija

PANGKALAN BALAI - Musim kemarau beberapa bulan mendatang, mulai diantisipasi warga desa. Seperti Kepala Desa Purwodadi Kecamatan Pulau Rimau mengimbau, petani menanam palawija.

Pasalnya palawija tidak banyak membutuhkan air seperti tanaman padi, guna mengantisipasi kemungkinan munculnya Elnino berdampak kekeringan seperti tahun lalu.

“Meski hujan masih sering, sehingga petani menanam padi. Dampaknya, banyak padi rusak akibat kurang air. Makanya, perlu diantisipasipasi melalui pola tumpang sari dengan tanaman palawija,” ujar Takin, Kepala Desa Purwodadi, kemarin.

Tanaman yang tak banyak membutuhkan air seperti jenis palawija disarankan ditanam oleh petani. Antara lain, jagung dan kedelai serta kacang panjang.

“Pemerintah Desa Purwodadi konsentrasi mengawal ketahanan pangan menjelang dan selama musim kemarau, supaya tak ada warga kelaparan imbas dari paceklik,” imbuhnya.

Sementara, bagi petani yang telah melakukan penanaman palawija, diimbau agar melengkapi dengan pembuatan parit sekitar lahan.

Parit berfungsi mengalihkan air agar tidak merendam, utamanya tanaman palawija yang tidak tahan terhadap genangan air.

“Parit juga berfungsi menyimpan air ketika hujan sudah tak turun. Tentunya, parit bisa dibuat dengan membujur atau melintang,” tegasnya.
Menyikapi imbauan tersebut, Roni warga setempat mengatakan, akan menanam tanaman palawija.

“Kami akan menanam kacang panjang seperti imbauan kepala desa. Supaya hasilnya bisa dijual saat musim kemarau dan menghasilkan uang untuk belanja keperluan dapur sembari menunggu musim panen,” ujar Roni.

Terpisah, Camat Pulau Rimau, Muhammad Azmi SIP menilai, imbauan kades sangat tepat guna menyelamatkan masyarakat dari kelaparan. Sebab jedah antara musim tanam dan panen banyak warga tidak mempunyai penghasilan.

“Pola tumpang sari sangat bagus sekali. Selain palawija tanam juga ubi kayu bisa dijadikan getuk dan tiwul pengganti beras. Kalau semua desa menerapkan pola ketahanan pangan seperti Purwodadi, pasti tak akan ada warga kelaparan saat musim kemarau,” pungkasnya. (myd)

Related Posts