PALEMBANG - Proses pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang saat ini baru mencapai 9 persen, dengan pengerjaan lintasan kritis. Proses ini ditargetkan akan selesai Mei mendatang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sumsel, Nasrun Umar, dikantornya, Rabu (6/4).
“Nol sampai 10 persen itu merupakan pengerjaan lintasan kritis. Jika pengerjaan lintasan ini telah selesai dilakukan, maka tinggal memasang frecase atau pengikat untuk lintasan keretanya. Mudah-mudahan kalau pengerjaannya seperti saat ini, maka lintasan kritis dapat selesai pada bulan Mei,” terangnya.
Disinggung mengenai kendala yang akan ditemui dalam proses pengerjaan LRT, menurut Nasrun, semua hal yang kemungkinan akan terjadi telah dilakukan pembahasan sebelumnya. Seperti adanya sambungan kabel serta pipa yang ada di Simpang Charitas Palembang, semua sudah dibahas bersama Presiden RI, Joko Widodo, di Istana Merdeka, baru-baru ini.
“Kami telah membahas hal tersebut dengan dinas-dinas terkait seperti Pertagas, PLN, PDAM, Telkom, dan lain-lain. Pokoknya pembangunan ini harus tetap berjalan, karena ditargetkan akhir 2017 harus sudah selesai,” jelasnya.
Untuk pembebasan lahan sendiri, menurutnya, nantinya hanya stasiun dipo saja, sedangkan yang lahan lainnya tidak perlu adanya pembebasan. Untuk pembebasan stasiun dipo sendiri pihaknya telah mengganggarkan di APBD 2015 yang lalu dengan dana sebesar Rp 40 miliar untuk luas lahan sekitar 4 hektare.
“Selain dipo itu sendiri tidak ada lagi. Untuk stasiun sendiri hanya lima yang mengalami perubahan, sedangkan usulan Pemkot Palembang yang meminta untuk dipindahkan stasiun di depan Polres ke daerah 10 Ulu tidak disetujui oleh Kementrian. Pembangunan LRT ini sesuai dengan trase dan waktu yang telah ditentukan,” tegasnya.
Terkait adanya penolakan dari warga beberapa waktu lalu yang mengklaim bahwa lahan tersebut milik mereka, Nasrun menegaskan, bahwa pembangunan LRT tersebut berada di median jalan dan itu merupakan tanah negara.
“Kan sebelum dibangunnya LRT ini median jalan ini sudah ada, kenapa mereka baru mengklaim saat pembangunan ini dilakukan. Jadi tidak ada alasan jika ingin menghentikan pengerjaan LRT. Jika memang tidak setuju, silahkan mengadu ke KemenPU-PERA, dan kami akan tetap menjalankan pengerjaan LRT ini,” pungkas Nasrun. (ety)
Pembangunan lintasan kritis untuk light rail transit (LRT) terus dikebut. Ditargetkan, lintasan kritis ini bisa selesai bulan depan. Foto : Koer/Palembang Pos
No Responses