LAHAT – Kerusakan jembatan penghubung Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Lahat-Muara Enim di Desa Kebur, Kecamatan Merapi Barat, Lahat, cukup membuat cemas.
Apalagi kerusakan jembatan berdekatan dengan lebaran Idul Fitri yang dipastikan volume kendaraan pemudik akan tinggi.
Namun, Bupati Lahat H Aswari Riva’i SE bersama Kapolres Lahat AKBP Rantau Isnur Eka SIk, memastikan arus mudik akan aman.
Apalagi kerusakan jembatan sedang diperbaiki Balai Besar Jalan Nasional Sumsel, ditargetkan sebelum puncak arus mudik, perbaikan akan selesai.
Meski kendaraan yang melintas masih menggunakan sistem buka tutup, yang menyebabkan terjadi kemacetan.
“Harapkan kita arus mudik dan balik tidak ada persoalan lagi. Makanya kami turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi jembatan yang dalam tahap perbaikan,” ujar Aswari, saat memantau perbaikan jembatan di Desa Kebur, kemarin.
Personel Polres Lahat dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Lahat pun masih disiagakan di jembatan, untuk mengatur agar tidak terjadi kemacetan panjang.
“Akan terus disiagakan untuk mengatur arus lalu lintas, sampai kondisi jembatan aman untuk dilalu kendaraan dari dua arah,” ujar AKBP Rantau.
Kepala Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Sumsel, Balai Besar PJN III Kementerian Pekerjaan Umum, Aidil Fitri mengatakan, tonase yang diizinkan untuk truk melintas maksimal 8 ton.
Dirinya mengimbau, kendaraan bermuatan melebihi tonase agar tidak melintas.
Dikawatirkan, jembatan tidak mampu menahan beban kendaraan yang melintas. “Kita harapkan kerjasamanya,” ujar Aidil.
PPK X Balai Besar PJN, Ahmad Taruna Jaya menambahkan, solusi sementara, titik kerusakan jembantan akan dipasang jembatan baja profil.
Jadi kendaraan bisa melintas tanpa memperparah kerusakan jembatan. Disisi lain, mereka bisa melakukan perbaikan terhadap kerusakan jembatan pada sisi kanan jalan.
“Jika sisi kanan selesai diperbaiki, bisa memperbaiki sisi kiri jembatan,” jelasnya.
Kedepan ungkap Taruna, pemerintah harus mencari solusi alternatip lain. Sebab tonase kendaraan yang melintasi jembatan sudah tidak sesuai.
Armada batubara yang melintasi wilayah ini sangat banyak, hingga ribuan unit perhari, dan tonase yang begitu berat. “Kami sedang mempelajari kembali wacana jalan servo yang sebelumnya sudah direncanakan. Harus ada akses alternatif lainnya untuk angkutan batubara,” ujarnya.(rif)
Related Posts
Tejo, Urung Puasa Bersama Keluarga
Minta Tak Dihapus dan Diangkat PNS (Ratusan Bidan PTT Demo ke Kantor Dinkes OKU)
Jurnalis 4L Gelar Aksi Solidaritas (Terkait Intimidasi Terhadap Wartawan)
Pasar Nendagung Kurang Diminati (Wako Serap Aspirasi Keluhan Pedagang)
Offroader Italia dan Malaysia Ambil Bagian (Jambore Trail Adventure War (ii))
No Responses