PALEMBANG - Respon masyarakat terhadap Sekolah Islam Terpadu (SIT) Bina Ilmi sangat besar. Hal ini terlihat dari banyaknya orang tua yang mendaftarkan anaknya, dilembaga pendidikan pencetak para bintang yang cinta Al-Quran tersebut. Bukan hanya untuk tahun 2016 ini saja, akan tetapi pendaftar untuk tahun 2017pun sudah cukup banyak.
Demikian dikatakan Ketua Yayasan Ash Shaff, Baharuddin, kepada Koran ini kemarin. Menurut mantan anggota DPRD Sumsel ini, berdasarkan data yang ada, jumlah pendaftar di SIT Bina Ilmi baik yang ada di Jl Alamsyah Ratu Prawira Negara bukit Baru III maupun di cabang BI di Lemabang sangat banyak. Namun, jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya dibatasi beberapa kelas, maka tidak semua pendaftar bisa ditampung di BI.
“Kalau yang mendaftar sangat banyak, akan tetapi tidak semua pendaftar bisa diterima. Karena, jumlah siswa yang diterima sesuai dengan jumlah ruang belajar yang ada, dan kita juga tidak melihat dari banyaknya siswa tetapi kita sangat mementingkan kualitas pendidikan yang diberikan,” ujar Baharuddin, sembari mengatakan kalau pendaftar tidak hanya untuk tahun ajaran 2016/2017 saja, tetapi untuk tahun ajaran 2017/2018 juga sudah banyak yang mendaftar.
Tingginya minat masyarakat untuk bergabung di SIT ini, kata Bahar, disebabkan banyak faktor diantaranya sistem pengajaran yang diterapkan, tenaga pengajar, fasilitas, dan yang paling dilihat masyarakat adalah kualitas yang dihasilkan dari lembaga pendidikan ini. “Kita juga selalu mengikutkan anak-anak kita dalam berbagai perlombaan baik soal agama maupun akademik, dan Alhamdulillah hasilnya sangat membanggakan,” kata Baharuddin.
Kedepan, lanjut Baharuddin, pihaknya akan terus berupaya mengembangkan SIT ini dengan membuka sejumlah cabang di Sumsel, maupun beberapa provinsi tetangga seperti jambi, Lampung, Bengkulu bahkan Jakarta. “Untuk pengembangan SIT ini, kami memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat yang ingin melakukan kerjasama dengan Yayasan Ash Shaff,” katanya.
Disinggung soal kualitas tenaga pengajar, Baharuddin mengatakan, dalam perekrutan tenaga pengajar BI sangat ketat. “Para bunda tidak hanya dituntut untuk cerdas, tetapi mereka juga harus mempunyai kemampuan yang mumpuni soal agama, TTQ, psikotes, maupun cara mengajar. Selain itu, semua guru di BI, secara rutin terus dilakukan pendidikan guna meningkatkan kemampuan,” ujar Baharuddin sembari mengatakan kalau Guru di BI sebagian besar berasal dari Unsri, Al Azhar Mesir, ITS, Unpad, IAIN Raden Fatah dan lainnya.
Disinggung soal kendala BI dalam mendukung pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa, Baharuddin mengatakan, saat ini kendala yang paling besar adalah masalah keterbatasan financial (keuangan), sehingga jumlah siswa yang bisa dididik di lembaga ini jadi terbatas. (del)
No Responses