JAKARTA - Dahlan Iskan memenuhi panggilan penyidik pidana khusus Kejaksaan Agung (Pidsus Kejagung) pada Rabu (17/6). Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan 16 mobil listrik di tiga BUMN senilai Rp 32 miliar.
Kasubdit Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana khusus (Jampidsus), Sarjono Turin mengapresiasi sikap Dahlan bersedia hadir menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung.
“Pak Dahlan Iskan kooperatif, ini membantu penyidik dalam proses penegakan hukum, jadi yang bersangkutan kooperatif sekali, namun yang bersangkutan sebagian banyak lupa,” katanya di Kejaksaan Agung Jakarta, Rabu (17/6).
Dia menjelaskan tim penyidik melontarkan 32 pertanyaan kepada Dahlan Iskan terkait peran yang bersangkutan sebagai menteri BUMN ketika pengadaan 16 mobil listrik tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui langkah kedepannya oleh penyidik dalam penangan kasus ini.
“Jadi apa, seperti apa, itu tentu dari pemeriksaan inilah yang akan menentukan nanti, jadi sementara waktu kita masih mendalami apakah peranan dari mantan ini ada terlibat langsung dalam kegiatan itu ataukah memberi perintah,” jelasnya.
Disinggung apakah ada keterlibatan indikasi yang mengarah ke Pak Dahlan, Turin menegaskan sampai sejauh ini yang bersangkutan di periksa sebagai saksi, dan nantinya penyidik akan kembali memeriksa Dahlan dalam waktu dekat untuk mempercepat proses penyidikan.
‘’Belum ada yang mengarah ke sana, ya, tentu kita akan periksa lagi dengan transparansi, objektif dan tidak kita tutup-tutupi dan akan kita ekspose ke media apabila ada keterlibatan pihak-pihak lain,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus), Maruli Hutagalung. Menurutnya hingga saat ini status Dahlan Iskan masih sebagai saksi.”dia masih saksi, belum ada arah kesana (tersangka), kita lihat dulu nanti,” singkatnya menambahkan.
Sementara Dahlan Iskan usai menjalani pemeriksaan mengatakan kepada awak media bahwa dirinya tidak akan mengeluarkan pernyataan. Pasalnya hal itu sudah disampaikan secara langsung oleh kuasa hukumnya yakni Yusril Ihza Mahendra.
“Saya tidak akan memberikan keterangan, karena tadi pak Yusril sudah memberi keterangan. Saya komit dengan pak Yusril, yang memberikan keterangan pak Yusril saja. Keterangan sudah cukup tadi diberikan pak Yusril,” singkatnya di Loby Gedung Bundar Kejaksaan Agung.
Ditanyakan soal hal lain, Dahlan hanya tersenyum sambil menaiki mobilnya yang telah menunggunya di Loby gedung bundar Kejaksaan Agung. Diketahui, Terkait kasus ini, penyelidik sudah memintai keterangan dari 17 orang sebelum menaikkan perkaranya ke penyidikan.
Pengadaan ini bermasalah karena ke-16 mobil listrik tersebut tidak bisa dipergunakan sama sekali. Karena tidak bisa digunakan, kemudian mobil itu dihibahkan ke-6 perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (Unibraw), dan Universitas Riau meski tidak ada kerjasama.
Penyidik masih terus memeriksa dan mencari alat bukti untuk menetapkan tersangka atau pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban hukum atas dugaan penyimpangan yang berawal pada tahun tahun 2013 saat Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri BUMN.
Dahlan diduga memerintahkan sejumlah BUMN menjadi sponsor pengadaan mobil listrik itu untuk mendukung kegiatan operasional konferensi APEC tahun 2013, di Bali. Namun mobil tidak bisa digunakan. Akibatnya, ketiga BUMN itu mengalami kerugian dan jaksa tengah menghitungnya. (jhon/RP/jpnn)
No Responses