Puluhan Ribu Hektare Sawah Terendam Banjir

Salah satu lokasi sawah petani di 18 desa Kecamatan Rantau Bayur Banyuasin yang terendam banjir, Kamis (4/5). Foto Heri Palembang Pos

BANYUASIN - Target Pemkab Banyuasin mencapai 1,4 juta Ton Gabah Kering Giling (GKG) per tahun, bisa jadi hanya hisapan jempol belaka. Pasalnya puluhan ribu hektar sawah pada 18 desa di Kecamatan Rantau Bayur terancam gagal tanam karena terendam banjir. Akibatnya, masyarakat di 18 desa di Kecamatan Rantau Bayur terancam paceklik, lantaran hingga kini petani kesulitan mendapatkan bibit padi. Effendi (50), salah seorang petani asal Desa Sri Jaya, Kecamatan Rantau Bayur, mengatakan, sudah hampir dua pekan ini semua bibit padi petani di Kecamatan Rantau Bayur, habis terendam air dan tidak bisa melakukan tanam.

“Sudah sekitar dua minggu ini, semua bibit padi kami habis terendam air, kami tidak bisa melakukan tanam. Sementara mencari bibit padi sulit, pemerintah juga terkesan tidak perduli,” keluhnya. Hal ini kata dia, dikarenakan tingginya intensitas hujan dalam beberapa minggu ini. Sehingga membuat debit air dari sungai musi meluap dan merendam puluhan ribu hektar lahan sawah milik petani di Kecamatan Rantau Bayur. “Sedangkan untuk kebutuhan perekonomian masyarakat desa hanya fokus di bidang pertanian, bahkan untuk biaya sekolah anak - anak dan kebutuhan sehari - hari hanya tergantung dari hasil pertanian saja,” keluhnya.

Kepala Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rantau Bayur, Edi Wijaya, membenarkan ‎tentang banyaknya tanaman padi milik petani diwilayah tersebut yang rusak akibat terendam air. “Iya benar, dari 21 desa yang ada, 18 diantaranya semua bibit padi petani rusak terendam air dan tidak bisa melakukan tanam. Bahkan sampai saat ini kondisi tersebut masih terjadi, dan diperkirakan airnya akan naik lagi,” ujarnya.Dikatakannya, petani sudah berusaha mencari benih padi untuk mengganti bibit yang terendam tersebut melalui Gapoktan di desa mereka masing-masing namun hingga saat ini, para petani masih belum mendapatkan bibit tersebut.

“Bahkan petani sudah bayar ke Gapoktan, tapi Gapoktan kesulitan menemui pihak dinas pertanian untuk menyetorkan uang tersebut. Akibatnya, sampai sekarang semua petani di Kecamatan Rantau Bayur tidak bisa tanam, karena beli bibitnya sulit,” terangnya. Edi menyebutkan, ada 14 Gapoktan dalam Kecamatan Rantau Bayur, setiap Gapoktan terdiri dari 25 anggota. Sementara disetiap desa terdapat sekitar 400 hingga 800 hektar lahan sawah milik petani.”Sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah, baik dari dinas pertanian, UPTD dan tenaga PPL, mereka hanya diam saja‎. Mereka cuma bilang mau melakukan pendataan saja, tapi belum ada realisasinya. Kalau semua petani tidak bisa melakukan tanam padi, maka masyarakat di Kecamatan Rantau Bayur bakal terancam paceklik,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Banyuasin, Saiful mengaku, jika pihaknya belum mendapat informasi mengenai permasalahan tersebut. “Kita justru belum mendapat laporannya, tapi kita tetap akan mengeceknya kelapangan dan melakukan pendataan terhadap jumlah lahan yang terendam, serta jumlah bibit yang dibutuhkan petani di wilayah itu,” janjinya.Dia juga mengatakan, sebenarnya dalam tahun ini Distanak Banyuasin tidak memiliki program bagi-bagi benih kepada petani di Banyuasin. “Memang tahun ini kita tidak ada program bagi-bagi benih, tapi tetap akan kita siasati melalui hal lain. Untuk itu, kita akan segera melakukan pendataan,” tukasnya. (cw04)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

Twitter
Facebook
Google +

No Responses

Leave a Reply

  1. https://palembang-pos.com/
  2. https://dongengkopi.id/
  3. https://jabarqr.id/
  4. https://wartapenilai.id/
  5. https://isrymedia.id/
  6. https://onemoreindonesia.id/
  7. https://yoyic.id/
  8. https://beritaatpm.id/
  9. https://www.centre-luxembourg.com/
  10. https://jaknaker.id/
  11. pencaker.id