PALEMBANG - Puluhan pedagang yang tergabung dalam peguyuban pedagang pasar tradisional, Rabu (1/7) mendatangi DPRD Palembang. Kedatangan para pedagang yang kebanyakan pedagang 16 Ilir mengeluhkan kondisi kenyamanan dan retribusi setelah pelaksanaan Build Operate and Transfer (BOT), yang dikelola PT Ghanda Tata Prima (GTP).
Para pengunjuk rasa tersebut menggelar dan membawa spanduk sambil berorasi dengan menyuarakan penolakan terhadap pelaksanaan BOT di Pasar 16 Ilir. Setelah sekitar seperempat jam melakukan aksi, pimpinan dewan melalui Komisi II DPRD Palembang bersedia menerima perwakilan pedagang yang dipimpin Koordinator Aksi (Korad), Arifin Kalender untuk berdialog di ruang Badan Musyawarah (Banmus) dewan.
Dalam pertemuan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi II DPRD Palembang, Syahril Edy tersebut, selain dihadiri sejumlah anggota komisi juga dihadiri Kapolsek Seberang Ulu (SU) I, Kompol Suhardiman. Yeni, salah seorang wakil pedagang pemilik toko Muslim Pasar 16 Ilir mengaku, resah dengan kondisi keamanan.
“Kami resah Pak terhadap sejumlah petugas keamanan PT Ghanda Tata Prima yang seperti preman menagih retribusi sambil membawa pistol. Kami jadi takut. Orang yang membawa pistol itu dipanggil Pebrianto. Katanya dia oknum polisi ,” ujarnya.
Kondisi tersebut lanjut Yeni, terjadi sejak PT GTP resmi mengelola Pasar 16 Ilir. “Kami hanya pedagang, jadi kami berharap dengan melaporkan ini, DPRD Palembang bisa menindaklanjuti agar kami pedagang bisa nyaman berjualan,” harapnya.
Hal senada dikatakan 2 pedagang 16 Ilir lainnya yakni Rosmala Dewi yang merasa keberatan terhadap pemindatanganan pengelolahan Pasar 16 ke PT GTP.
”Seperti saya, yang berdagang di salah satu Lorong Besement Pasar 16 Ilir, yang diminta menggeser dagangan saya. Ternyata setelah digeser tau-tau ada pedagang pakaian dalem deket dagangan saya. Tentu saya bertanya kenapa saya digeser ternyata ada pedagang lainnya yang masuk.
“Jadi saya nggak nyaman berjualan padahal saya bayar retribusi terus,” keluhnya. Sedangkan Korad, Arifin Kalender mengatakan, intinya pedagang khusus yang dari Pasar 16 Ilir kecewa dengan PT GTP selaku pengelola.
“Salah satunya pedagang khawatir kalau pedagang yang lama tidak diakomodir malah masuk pedagang baru. “Nah pedagang lama minta jaminan agar tak disingkirkan. Untuk itulah para pedagang meminta agar BOT ditinjau ulang,” tandas Arifin. Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Palembang, Syahril Edy mengatakan, pihaknya siap menampung segala keluhan pedagang Pasar 16 Ilir untuk kemudian akan ditindaklanjuti.
“Tindaklanjutnya dengan akan memanggil pihak pimpinan PT GTP untuk mengkonfirmasi dari apa yang telah dikeluhkan pedagang,” ujarnya. Selain itu lanjut Edy, pihaknya juga minta data lengkap pedagang lama pasar 16 Ilir.
“Data pedagang lama akan jadi dasar kita untuk membantu dan menjamin pedagang lama untuk tetap jadi prioritas berdagang di pasar 16 tersebut,” ucapnya.Selain itu lanjut Edy, melalui data itu, pihaknya mencegah agar aksi pedagang benar-benar murni dan tidak ditunggangi. “Nah saya khawatir hal ini namun mudah-mudahan tidak terjadi,” tandasnya.
Sementara Kapolsek SU I, Kompol Suhardiman menegaskan, pihaknya akan menelsurui semua keluhan pedagang terkait keamanan. “Kalau pedagang ada yang merasa dirugikan silahkan melapor, tentu akan kita tindaklanjuti. Terkait Pebrianto yang katanya oknum Polri tentu akan kita telusuri. Sekali lagi silahkan pedagang lapor jika dirugikan, saya jamin akan kita tindaklanjuti,” pungkas Kapolsek. (rob)
No Responses