LAHAT - Seleksi pasukan pengibar bandera (paskibra) upacara HUT RI, 17 Agustus mendatang, di Kabupaten Lahat, menuai protes. Panitia seleksi didatangi pelajar dan pelatih paskibra salah satu sekolah di Kota Lahat. Mereka menyatakan kekecewaan kepada panitia yang dituding tidak terbuka dalam seleksi di sekolah.Bahkan, ada tudingan panitia yang tidak melakukan seleksi, sebab hanya menunjuk pelajar yang berasal dari keluarga pejabat. Sehingga penjaringan yang dilakukan, dinilai jauh dari profesional.
“Apa artinya pembinaan di sekolah, jadi hambar. Panitia hanya menunjuk pelajar yang berasal dari keluarga pejabat saja,” ujar salah seorang pembina paskibra, yang tidak bersedia disebut namanya. Namun Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Lahat, Drs Sahabadi T Msi menepis tudingan itu. Menurutnya, seleksi calon paskibra telah sesuai prosedural. Untuk jumlah peserta memang ditetapkan hanya 50 orang.
“Hasil itu berdasarkan pantuan/ rekomendasi dari pelatih, yang mendatangi sekolah-sekolah se Kabupaten Lahat,” belanya. Dirinya menegaskan, seleksi calon paskibra telah sesuai dengan Permenpora tahun 2015. Tim pemantau dari unsur TNI dan Dispora, yang sudah memiliki integritas dan kursus mengenal Paskibra.Dalam pemantauan, tim terlebih dahulu telah melihat dan menilai calon peserta seleksi paskibra, mulai dari tinggi badan, postur tubuh, serta kemampuan baris berbaris. “Tim pemantau memiliki catatan sendiri untuk menentukan 50 peserta calon paskibra se Kabupaten Lahat,” ungkapnya.
Sahabadi menyatakan, unsur tim seleksi sudah komplit, mulai dari TNI/Polri yang memiliki sertifikat kursus seleksi paskibra, tim kesehatan, tim psikologi, serta tim pemantau paskibra dari Dispora Provinsi Sumsel. “Banyak aspek yang jadi penentuan, bukan hanya bekerjasama perorangan, tapi bekerjasama dengan sekolah,” ujarnya. (rif)
No Responses