Palembang Penerima PKH Terbesar
Palembang – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang kembali menyalurkan bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) tahap ke-3 di Ruang Parameswara Setda Kota Palembang, Kamis (1/12). Penyaluran bantuan sosial non tunai ini diserahkan langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Harobin Mastofa.
Usai menerima kartu yang dibagikan, puluhan ibu-ibu antre di e-buzz milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang parkir di halaman kantor Pemkot Palembang.
Pantauan Palembang Pos, para ibu-ibu ini terlihat antusias menarik dana PKH dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sudah tersedia di dalam e-buzz. Seorang petugas keamanan dari BRI, dengan sabar memberitahukan cara pemakaian ATM.
“Ya, baru pertama kali narik uang di ATM. Selama ini, mana ada ATM. Nabung di bank saja nggak. Gimana mau nabung, uangnya pas-pasan buat makan sama sekolah anak. Malu sih, sudah zaman canggih begini belum pernah pakai ATM,” cetus Emmy, salah seorang penerima PKH.
Dengan sistem non tunai ini, diakui Emmy, sangat membantu. Karena, setidaknya penerima PKH akan merasa lebih aman karena tidak membawa uang setelah mengambil dana PKH.
“Ya, kalau dulu kan antre di kantor pos, sekarang lebih enak bisa ambil di ATM juga. Jadi, kita lebih aman. Hitung-hitung saya juga belajar pakai ATM,” ujarnya sambil tersipu malu.
Menurut Emmy, untuk tahap ketiga ini dia mendapat uang dari PKH sebesar Rp 850 ribu. “Saya punya empat anak, ada satu balita, satu masih SD dan dua anak sudah SMA. Berhubung uang SPP anak saya sudah bayar, jadi saya mau tarik uang seperlunya dulu terutama untuk beli susu anak,” ungkapnya.
Dalam sambutannya Sekda Kota Palembang Harobin Mastofa mengatakan, PKH adalah program perlindungan sosial dari pemerintah pusat yang disalurkan secara non-tunai kepada keluarga miskin. Dimana, program ini digagas oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk mengurangi beban keluarga miskin. Selain itu, diharapkan juga dapat memutus mata rantai kemiskinan. PKH ini juga diperuntukkan untuk lansia dan penyandang disabilitas.
“Dengan adanya program dengan sasaran untuk memutus mata rantai kemiskinan ini nantinya masyarakat miskin dapat keluar dari kemiskinan,” ungkapnya.
Palembang saat ini menjadi Kota dengan penerima PKH terbesar di Indonesia. Adapun jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 18.625 RTS. Namun, kemarin baru dilaunching 17.854 RTS di 16 Kecamatan dengan total uang Rp 7.972.250.000.
“Sisa 771 akan segera menyusul karena 771 baru melengkapi kelengkapan non tunai. Ini memang angkanya besar, tapi bukan berarti di Palembang banyak warga miskin,” ungkapnya.
Ia menjelaskan ada lima komponen percepatan melalui program PKH ini. Yakni pengurangan penduduk miskin, pendidikan dasar, kesetaraan gender, angka kematian bayi ibu dan balita serta pengurangan angka ibu melahirkan.
Harobin menambahkan, dengan beralihnya proses pencairan dari tunai menjadi non tunai diharapkan dapat mengurangi kecurangan dikarenakan banyak yang tidak tepat sasaran dan banyak masalah.
Selain itu, dengan proses non tunai memudahkan mengontrol, memantau pencairan dananya. Dokumen yang harus dibawa oleh penerima PKH yakni membawa asli dan fotocopy identitas (KTP)/KK/surat keterangan dari aparat pemerintah setempat. Lalu membawa AR-01, FR-02, surat kuasa pemblokiran dan pendebetan rekening, kartu PKH dan surat keterangan penerima PKH dari kemensos. “Non tunai memang merepotkan tapi paling tidak memberikan keamanan dan kenyamanan penerima,” katanya.
Sementara itu Pimpinan Wilayah BRI Palembang, Edy Priyono menyatakan, jumlah penerima PKH di Kota Palembang merupakan yang terbesar. BRI diberi amanah untuk menyalurkan bantuan PKH kepada 17.854 orang dengan sebaran di 16 kecamatan di 105 kelurahan.
“Sebagai pihak yang diberi amanah oleh pemerintah, dengan senang hati BRI menyatakan siap menyalurkan dana bantuan PKH di Palembang di dua kantor cabang utama yakni KC BRI A Rivai dan Palembang Sriwijaya,” ujarnya. (ika)
No Responses