PALEMBANG – Sebanyak 54 peserta Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Pendidikan Dasar Menengah (Dasmen) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sabtu (7/1) di gedung guru. Peserta yang hadir dari perwakilan seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Memasuki 2017, seluruh YPLP dasmen PGRI kabupaten/kota diminta meningkatkan lagi pelayanan dan mutu pendidikan di kalangan masyarakat. Saat ditemui usai menggelar pembukaan di gedung guru Sumsel Lantai II Jl A Yani Lorong Gotong Royong Palembang oleh Ketua PGRI provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sekaligus Pembina YPLP PGRI Dasmen Provinsi Sumsel H Ahmad Zulinto mengatakan rakor ini merupakan agenda program kerja setiap tahun, yang diadakan oleh pihak YPLP Dasmen Provinsi Sumsel. Tujuan kegiatan ini untuk membahas tentang penyelenggaraan dan pembinaan di kalangan pendidikan sekolah-sekolah PGRI wilayah Sumsel. “Kita ingin dalam Rakor semua perwakilan dari kabupaten/kota YPLP, dapat menyatukan visi, kesepakatan serta meningkatkan mutu dan pelayanan sekolah-sekolah yang dikelola oleh PGRI saat ini,” katanya.
Lanjutnya, tentu banyak sekali pembahasan yang dilakukan oleh pihaknya, seperti bagaimana penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) nya, bagaimana tentang kelanjutan subsidi silang, sehingga masalah aset dan di dalam sekolah PGRI terjaga dengan baik. “Isi rakor difokuskan ke agenda pembahasan mutu dan pelayanan masyarakat saat ini, jadi mulai hari Sabtu (7/1) pukul 07.00 WIB mereka selama seharian full membahas Rakor sampai pukul 17.30 WIB. Sebagai Pembina, kalau kita lihat juga setiap tahunnya pelayanan PGRI sekarang sudah ada perubahan. Yang namanya perubahan tentu akan menjadi agenda, maka pelayanan kita harus lebih prima dan terbaik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua YPLP PGRI Provinsi Sumsel Drs H Mirza Fansyuri MPd mengatakan dalam rakor ada beberapa poin penting yakni, membahas bagaimana masyarakat yang dulu anaknya ikut seleksi tes masuk sekolah Negeri, lantaran saat tes tidak bisa masuk di sana. “Makanya seluruh sekolah PGRI memiliki peran yang baik, tujuannya bagi masyakat yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang sama tapi dengan biaya murah, disinilah kita sebagai YPLP berperan bagaimana meyakini, bahwa masyarakat bisa mempercayai PGRI adalah sekolah swasta yang tidak jauh berbeda dengan sekolah Negeri, malahan ada beberapa sekolah PGRI yang tidak membayar atau gratis,” katanya.
Sebagai tenaga pendidikan, pihaknya harus saling menjaga dengan sekolah lain, makanya dalam setiap tahun diperlukan subsidi silang. Sebab dengan subsidi silang, sekolah-sekolah PGRI bisa bersaing dengan sekolah swasta lain baik sarana maupun prasarana, artinya program pemerintah kota sudah diikuti. “Ada beberapa Sekolah PGRI sudah mengelar Ujian Nasional (UN) berbasis komputer, tentu kita tidak kalah saing dengan sekolah negeri yang belum ada, karena dana yang dihasilkan murni dari dana hasil antar YPLP PGRI Dasmen provinsi. Sesuai keinginan Pembina YPLP, kita akan terus melakukan pembenahan dan meningkatan mutu dan pelayanan masyarakat,” pungkasnya. (roi)
No Responses