PALEMBANG- Balai BPOM Palembang bersama Sekda Pemprov Sumsel memberikan stikerisasi pangan aman di sentra kampung pempek Jalan Mujahiddin 26 Ilir Palembang, Senin (25/6/18). Dengan adanya pemasangan stikerisasi ini masyarakat menyakini jika makanan yang dibeli layak dikonsumsi.
Sekda Provinsi Sumsel Nasrun Umar mengatakan, Sumsel sebagai pelaksana asian games. Yang akan didatangi sebanyak 57 negara kumpul diPalembang. Tentunya keamanan pangan sangat diutamakan karena akomodasi kuliner merupakan tujuan kedua dari para pendatang nantinya.
“Disamping persiapan venue, akomodasi. Faktor pendukung lain, apa yang mereka konsumsi disini juga harus diperhatikan. Karena apa yang dikonsumsi disini akan dibawa ke 57 negara mereka. Untuk itu, kita yakinkan bahwa pangan aman dikonsumsi,” tegasnya.
Nasrun mengungkapkan, BPOM melakukan penekitian mana yang aman dan tidak aman dikonsumsi. Dengan menjadi aman, UMKM bisa bersaing dengan pangan yang lain dan omset yang naik.
“Sebetulnya pengawasan ini sudah lama. Namun menjelang Asian Games UMKM harus menyajikan makanan yang aman dan layak konsumsi,” bebernya.
Tentunya, pengawasan tidak berhenti disini saja, meskipun UMKM sudah memiliki stiker namun melanggar aturan yang ada maka sudah dipastikan stiker dan izin usaha akan dicabut. “Jika ditemukan makanannya mengandung bahan berbahaya maka izin usahanya akan dicabut. Meskipun stiker sudah ditempelkan, itu sanksi berat tapi tetap ada pembinaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPOM Palembang Prawita Sari Dewi menambahkan, pemasangan stiker ini secara bertahap. Targetnya tahun ini mendata 270 PKL kiliner dan 47 restoran. “Pangan Aman adalah bebas dari bahan bahaya formalin, boraks, metanil yellow dan rhodamin b. Serta tidak ada bahaya fisik tidak ada boleh ada rambut, kerikil dan lainnya,” terang Dewi.
Masih dikatakan Dewi, pemasangan stiker ini bertahap. Selain itu, kebersihannya dari PKL dan restoran juga diperhatikan. Setelah ini, stikerisasi lorong basah niht cafe. Nanti kerjasama dengan pemkot dan tempat lainnya. “Tentunya kita akan terus melakukan pengawasan nanti terus menerus. Bisa juga pelaku usaha mengajukan untuk minta uji. Karena misal yang yakai stiker lebih sehat. Pelaku usaha mintak uji pengajuan,” ujarnya.
Dewi menyatakan, pengawasan tidak hanya untuk Asian Games tapi selanjutnya. Monitoring bisa setiap bulan atau 2 bulan sekali. “Kita juga akan terus kordinasi bersama pemerintah kota akan hal ini, pencabutan stiker juga akan dilakukan apabila kelayakan konsumsi sudah tidak dimiliki UMKM,” tutupnya. (nik)
No Responses